Senin 18 Jul 2022 08:32 WIB

Banjir Bandang Garut Akibat Kerusakan Lahan di Hulu Sungai Cimanuk

"Ada pembabatan hutan kemudian hutan lindung dipakai untuk hutan produktif," kata Uu.

Sejumlah warga membersihkan rumah yang terdampak banjir bandang di Kampung Dayeuh Handap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Ahad (17/7/2022). 
Foto:

 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar, Dani Ramdan, mengatakan, saat ini Indonesia, khususnya Jawa Barat, masih masih mengalami fenomena La Nina. Ia mengungkapkan, selain di Kabupaten Garut, dampak La Nina juga terjadi di beberapa wilayah lain di Jabar.

"Depok melaporkan ada terjadi banjir genangan dan di Bekasi ada satu kecamatan, tapi memang itu rutin terjadi, tetapi ya artinya hujan cukup besar," kata dia di Kabupaten Garut, Sabtu (16/7/2022).

Menurut Dani, penanganan bencana kali ini mengalami sedikit kendala lantaran status siaga darurat bencana hidrometeorologi sudah berakhir. Posko siaga darurat bencana juga sudah selesai beroperasi.

Namun, ia menyebutkan, saat ini Pusdalops di seluruh kabupaten/kota di Jabar masih tetap beroperasi. Setiap tiga jam sebelum muncul potensi bencana, BPBD selalu telah memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

"Ada peringatan dari BMKG sudah disebarkan, hanya memang karena beda ya suasana siaga daruratnya," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi terkait perkiraan cuaca dari BMKG baik melalui stasiun televisi, radio, maupun laman resmi secara langsung. Apalagi fenomena La Nina diperkirakan akan masih terjadi selama satu bulan di beberapa wilayah tertentu.

Hingga Ahad (17/7/2022), sejumlah warga yang terdampak masih mengungsi di salah satu rumah warga yang tak terkena banjir. Sekitar 70 kepala keluarga (KK) di Kampung Dayeuh Handap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, terdampak banjir bandang luapan Sungai Cipejeuh. 

Ruhyat (45 tahun) adalah salah seorang warga yang masih mengungsi. Kondisi rumahnya yang masih penuh lumpur tak memungkinkan untuk ditinggali bersama keluarganya. Karena itu, ia memilih mengungsi sementara waktu sambil membersihkan rumahnya saat siang hari.

"Belum tahu mau balik kapan," kata dia saat ditemui Republika di posko pengungsian Kampung Dayeuh Handap.

Ia menceritakan, peristiwa banjir bandang itu terjadi pada Jumat malam. Ketika itu, kondisi cuaca hujan sejak sore hari. Sekitar pukul 21.00 WIB, air dari Sungai Cipejeuh yang berada di pinggir rumahnya meluap.

Menurut dia, air yang meluap langsung tinggi. Melihat itu, Ruhyat bersama keluarganya memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman. Malam itu, ia dan keluarganya tidur di masjid setempat.

"Malam itu, ketinggian air hampir mencapai 3 meter. Langsung ke masjid. Sekeluarga," ujar dia.

Pada Sabtu (16/7/2022) pagi, Ruhyat mencoba kembali melihat rumahnya. Rumahnya pagi itu telah dipenuhi lumpur. Bersama warga lainnya yang juga terdampak, Ruhyat mulai membersihkan rumahnya.

Namun, ia masih khawatir untuk kembali ke rumahnya. Ia takut banjir susulan masih akan terjadi.

"Jadi di sini dulu. Di sini ada sekitar 50 orang (mengungsi)," kata dia.

Menurut dia, banjir bandang yang terjadi pada Jumat lalu lebih besar dibandingkan dengan bencana serupa pada 2016. Sebab, kali ini air yang datang langsung tinggi.

Di posko itu juga terdapat Edi (48) yang ikut mengungsi. Bukan karena khawatir terjadi banjir susulan, Edi mengungsi karena rumahnya hanyut terbawa banjir bandang.

"Rumah saya hancur," kata dia.

Edi mengaku sempat evakuasi mandiri bersama keluarganya saat air mulai masuk ke dalam rumah pada Jumat malam. Malam itu, ia bersama warga lainnya tidur di masjid yang dijadikan tempat evakuasi sementara. Namun, ketika hendak melihat rumahnya kembali pada Sabtu pagi, rumahnya sudah tidak ada.

"Kayaknya kena kayu besar," kata dia.

Berdasarkan data resmi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut hingga 17 Juli 2022, terdapat 14 kecamatan yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor sejak Jumat lalu. Kecamatan yang terdampak bencana adalah Garut Kota, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Pasirwangi, Samarang, Cigedug, Bayongbong, Cikajang, Banyuresmi, Cibatu, Cilawu, Banjarwangi, Karangpawitan, dan Singajaya.

Sejak Jumat lalu, total kejadian bencana di Kabupaten Garut berjumlah 148 kejadian. Sebanyak 112 kejadian banjir, 27 kejadian tanah longsor, dan sembilan kejadian banjir dan longsor.

 

 

 

photo
10 kebiasaan siaga bencana - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement