REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mendorong Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) meningkatkan partisipasi dalam penanganan masalah stunting (gagal tumbuh).
Forum PUSPA Kalteng merupakan mitra pemda untuk bersama-sama mengatasi permasalahan perempuan dan anak, yang salah satu isu strategis saat ini adalah stunting, kata Kepala DP3APPKB Kalteng Linae Victoria Aden di Palangka Raya, Jumat. "Hal ini menjadi perhatian kita bersama, isu ini tidak bisa hanya diatasi oleh pemda saja, perlu partisipasi dari berbagai pihak, termasuk di antaranya adalah PUSPA," ungkap Linae.
PUSPA dapat meningkatkan perannya dalam upaya menekan angka stunting di Kalteng, melalui berbagai program dan kegiatan yang disusun serta menyasar masyarakat. Seperti mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil maupun anak.
Saat ini Pemprov Kalteng beserta jajaran, terus melakukan intervensi terhadap angka stunting di daerah setempat, hingga pada 2024 mendatang diharapkan dapat turun menjadi 15,38 persen. Adapun penanganan stunting di Kalteng selama ini sudah dilakukan dengan sangat baik, terbukti dari rilis Menteri Kesehatan RI pada 27 Desember 2021, yaitu Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Kalteng berhasil menurunkan angka stunting dari 32,3 persen pada 2020 menjadi 27,4 persen.
Lebih lanjut Linae juga menyebutkan, selain stunting, permasalahan perempuan dan anak yang memerlukan partisipasi semua pihak, seperti pernikahan usia anak, serta upaya peningkatan perekonomian bagi perempuan. "Hal ini diperlukan sehingga nantinya dapat melahirkan generasi emas yang berkualitas untuk masa depan," ucap Linae Victoria Aden.
Sebelumnya Ketua Forum PUSPA Kalteng Nunu Andriani mengatakan, pihaknya siap berpartisipasi dan membantu pemda dalam mengatasi ragam permasalahan perempuan dan anak, termasuk stunting. "Stunting sudah menjadi isu yang harus diatasi bersama-sama," tutur Nunu Andriani.