Jumat 15 Jul 2022 11:29 WIB

Pentingnya Strategi dan Taktik Public Relations

Penyusunan strategi PR dimulai dengan riset, mengumpulkan data dan informasi

Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selaras dalam mengikuti perkembangan zaman dan era digital, membuat Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) mengadakan seminar bertajuk "Strategi dan Taktik Public Relations (PR)". Kegiatan ini berlangsung di Aula Kampus Universitas BSI kampus Kalimalang, Jl. SMA Kapin No.292A, RT.9/RW.8, Kec. Duren Sawit, Jakarta Timur, beberapa waktu silam. 

Narasumber yang dihadirkan ialah Dr Emilia Bassar yang merupakan Pendiri Center for Public Relations, Outreach and Communication (CPROCOM). Ia memaparkan materi tentang Penyusunan Strategi PR, Taktik PR Model Peso dan PR Measurement & Evaluation.

“Penyusunan strategi PR dimulai dengan riset, mengumpulkan data dan informasi, analisis situasi, strategi PR, implementasi program dan terakhir adalah evaluasi. Sedangkan riset dilakukan guna menyesuaikan dengan strategi organisasi yang nantinya harus sejalan dengan visi misi organisasi tersebut. Keselarasan langkah-langkah yang di tempuh harus dilakukan, guna terimplementasinya tujuan dari organisasi,” jelas Emilia dalam rilis yang diterima, Jumat (15/7/2022). 

Ia menambahkan, dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat, diperlukan taktik Model PESO (Paid, Earned, Shared and Owned). Model ini bertujuan untuk mendorong para PR profesional, untuk mengurangi penggunaan iklan di media tradisional seperti media cetak, televisi, dan radio. Ditambah lagi dengan masifnya content marketing, inbound marketing, dan social media marketing, model PESO cocok digunakan oleh bisnis kecil sebagai andalan dalam menjalankan pemasaran.

“Sudah terlalu lama PR identik dengan media relations [earned], padahal pada kenyataannya, itu hanya salah satu taktik/kegiatan PR Professional yang sangat luas dan terus berkembang. Model PESO memungkinkan komunikator untuk mengombinasikan masing-masing dari empat jenis media tersebut dari sejak awal, agar dapat berkomunikasi dengan benar kepada khalayak sasarannya,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement