Rabu 13 Jul 2022 17:32 WIB

Siti Zuhro: Orang Indonesia tidak Menghendaki Banyak Partai

Kehadiran partai semestinya mampu berikan edukasi politik ke masyarakat.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, menyatakan kehadiran partai semestinya mampu berikan edukasi politik ke masyarakat
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Siti Zuhro, menyatakan kehadiran partai semestinya mampu berikan edukasi politik ke masyarakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak partai politik (parpol)pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Masyarakat justru mengharapkan partai politik yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat, kata Siti di Jakarta, Selasa malam (12/7/2022).

Baca Juga

"Orang Indonesia tidak menghendaki partai banyak yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," kata Siti.

Fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, lanjutnya, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," jelasnya.

Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatra. 

Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.

Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.

Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tambahnya.

Dia mengatakan, parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters

Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung. "Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," ujar Siti.    

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement