REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BEKASI -- Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau langsung pemberian vaksinasi kepada hewan ternak di Desa Cicau, Kecamatan Cikarang Pusat sebagai upaya mencegah penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu. "Mudah-mudahan pemberian vaksinasi ini bisa dituntaskan sampai malam ini, tinggal 100 dosis terakhir," katanya di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022).
Pemerintah Kabupaten Bekasi sebelumnya sudah mengajukan sebanyak 1.700 dosis vaksin namun baru menerima 700 dosis. Vaksin ini telah disebar ke seluruh wilayah guna proses penyuntikan pada 27-29 Juni 2022. "Mungkin sisanya bisa diberikan untuk vaksinasi hewan tahap selanjutnya," katanya.
Dani mengaku sebanyak 669 ekor hewan ternak di wilayahnya diketahui telah terjangkit wabah PMK meski mayoritas sudah dinyatakan sembuh." Tingkat kesembuhannya tinggi meskipun ada dua sapi yang mati dan 16 sapi lain harus dipotong paksa," ucapnya.
Pihaknya juga telah melakukan upaya antisipasi penularan wabah PMK menjelang Idul Adha 1143 Hijriah, salah satunya dengan melakukan skrining kesehatan secara masif di pintu masuk pasar-pasar ternak. Apabila ditemukan hewan yang terdeteksi PMK, petugas langsung memisahkannya untuk diberikan perawatan, sedangkan hewan ternak yang sehat akan diberikan kalung berupa label yang menyatakan bahwa hewan tersebut sehat dan telah lulus pemeriksaan kesehatan.
"Kita ada pemeriksaan di pintu masuk pasar ternak, kita screening dari situ. Yang diindikasikan terkena PMK bisa langsung dipisahkan dan dirawat, yang sehat akan diberikan kalung label sehingga masyarakat tidak perlu khawatir jika mau beli hewan qurban," katanya.
Dani berharap, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab Bekasi ini dapat mencegah penularan penyakit tersebut sekaligus menekan angka penyebaran wabah PMK di Kabupaten Bekasi. "Diharapkan sapi, kambing, domba, dan kerbau yang ada di Kabupaten Bekasi bisa tercegah dari penularan PMK ini," ucapnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Nani Suwarni mengaku telah melakukan edukasi hingga membentuk satgas yang terdiri atas staf dinas, petugas pengawas dari dokter hewan, veteriner, serta paramedik di seluruh kecamatan untuk mengawasi dan memeriksa hewan ternak."Kita sudah upayakan pemberian edukasi dan pembentukan pengawasan langsung di 23 kecamatan. Dinas kami sudah bentuk tim satgas dari internal kita 30 orang, pengawas 32 orang terdiri dari dokter hewan, veteriner, paramedik, dan lain-lain," kata dia.