Selasa 28 Jun 2022 15:23 WIB

Nenek Jelaskan Kronologi Cucu Bayinya Ditemukan Membusuk

Sang nenek diancam dibunuh jika menyebarkan kabar cucunya sudah meninggal.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Bayi laki-laki berusia 5 bulan ditemukan meninggal dan membusuk di dalam rumahnya di Surabaya, Jatim.
Foto: Wikipedia
Bayi laki-laki berusia 5 bulan ditemukan meninggal dan membusuk di dalam rumahnya di Surabaya, Jatim.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bayi laki-laki berusia 5 bulan ditemukan meninggal dan membusuk di dalam rumah di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Sabtu (25/6/2022). Bayi berinisial ADO tersebut ternyata meninggal diduga akibat dianiaya ibu kandungnya sendiri, Eka Sari Yuni Hartini (25 tahun). Nenek dari bayi ADO, ESB mengaku tidak habis pikir dengan putrinya, yang memilih pergi ke Yogyakarta meski telah mengetahui bayinya meninggal dunia.

ESB mengaku sudah mengetahui cucunya sudah tidak bernyawa sejak Kamis (23/6/2022) dini hari. Saat itu ESB diminta putrinya untuk menjaga bayi ADO karena pagi harinya ia bersama suaminya akan pergi ke Yogyakarta. Kepada ESB, Eka mengaku kepergiannya ke Yogyakarta untuk urusan pekerjaan.

Baca Juga

"Tangan dan kakinya (bayi ADO) sudah dingin," ujarnya, Selasa (28/6/2022).

ESB mengaku sudah memperingatkan putrinya sang cucu telah meninggal. Ia berharap putrinya tidak nekad pergi ke Yogyakarta dan meninggalkan anaknya yang telah meninggal.

Namun nyatanya, Eka tidak menghiraukan peringatan dari sang ibu. Eka malah mengancam untuk membunuh ibunya jika sampai kabar meninggalnya bayi ADO menyebar ke tetangga. "Saya diancam akan dibunuh," ujarnya.

ESB mengungkapkan, selama ini Eka dan suaminya tidak pernah memperhatikan bayi ADO. Eka dan suaminya tinggal di lantai dasar rumahnya, sementara bayi ADO dibiarkan berada di lantai atas.

Melihat jasad sang cucu yang semakin hari semakin membusuk, ESB pun semakin lama semakin tidak kuat menyimpan rahasia tersebut. Akhirnya pada Sabtu sore, ESB memberitahukan kondisi bayi ADO yang sudah tidak bernyawa dan mulai membusuk tersebut kepada tetangganya, untuk diteruskan kepada Polsek Wonocolo. Sabtu malam, jenazah bayi ADO dievakuasi dari rumah sekaligus polisi melakukan olah TKP.

Kapolsek Wonocolo, Kompol Roycke Hendrik Fransisco membenarkan, Eka tidak hanya meminta ibunya merahasiakan kematian bayi ADO. Eka juga mengancam membunuhnya jika sampai informasi kematian sang bayi menyebar ke tetangga. Roycke pun mengungkapkan, keperluan Eka dan suaminya pergi ke Yogyakarta adalah untuk acara family gathering kantornya.

"Pelaku bersama suaminya serta anak pertamanya berangkat ke luar kota untuk menghadiri acara kantor. Acara family gathering," ujarnya.

Saat ini Eka telah ditangkap dan ditetapkan tersangka. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengaku jengkel lantaran bayi ADO kerap menangis dan rewel. "Pelaku jengkel karena korban suka menangis dan rewel apabila tersangka bertengkar dengan suaminya," kata Roycke.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement