Kamis 23 Jun 2022 00:52 WIB

Indonesia Tunjukkan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Lingkungan di G20

Indonesia dapat mendorong percepatan upaya-upaya pengelolaan lingkungan

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim selaku co-Chair CSWG Laksmi Dhewanthi (kiri) bersama Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) sekaligus co-Chair EDM Sigit Reliantoro (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar rangkaian kegiatan G20 The Second Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (2nd EDM-CSWG) 2022 di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Dalam keterangan persnya, tiga isu prioritas dan misi-misi utama yang dibahas saat pertemuan EDM-CSWG di Jakarta direncanakan akan dilanjutkan pembahasannya pada pertemuan tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim selaku co-Chair CSWG Laksmi Dhewanthi (kiri) bersama Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) sekaligus co-Chair EDM Sigit Reliantoro (kanan) memberikan keterangan pers usai menggelar rangkaian kegiatan G20 The Second Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (2nd EDM-CSWG) 2022 di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Dalam keterangan persnya, tiga isu prioritas dan misi-misi utama yang dibahas saat pertemuan EDM-CSWG di Jakarta direncanakan akan dilanjutkan pembahasannya pada pertemuan tingkat Menteri Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim G20 yang akan diselenggarakan pada 31 Agustus 2022 di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan Indonesia menunjukkan kepemimpinan dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim di pertemuan Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20.

"Untuk Indonesia, ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan kepemimpinannya selain kita berkomitmen kita juga sudah melakukan banyak hal, dan hal-hal baik yang sudah dilakukan Indonesia ini kemudian diperkenalkan dan bisa kita tingkatkan skalanya, kita bisa percepat upaya-upayanya." kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhenwanthi.

Baca Juga

Laksmi menuturkan melalui kepemimpinan di G20, Indonesia dapat mendorong percepatan upaya-upaya pengelolaan lingkungan dan pengendalian iklim secara berkelanjutan. Inisiatif dan upaya yang dimiliki Indonesia terkait pengelolaan lingkungan dan pengendalian iklim secara berkelanjutan dapat disampaikan di forum internasional tersebut dan berpeluang menjadi agenda kerja sama secara global atau kerja sama antarnegara G20.

"Ini adalah kesempatan baik Indonesia untuk menunjukkan bahwa kita memimpin di dalam beberapa agenda terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan," ujarnya.

Dengan presidensi di G20, Indonesia mempunyai kesempatan untuk mengedepankan dan menyuarakan agenda-agenda Indonesia di G20, serta meningkatkan skala dampak dari inisiatif yang dilakukan Indonesia selama ini terkait pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim. "Jadi inisiatif yang dilakukan Indonesia selama ini hanya di tingkat nasional, ini akan diperkenalkan dan juga akan ditiru, bekerja sama dengan berbagai negara tidak hanya G20 tapi juga negara-negara mitra," tuturnya.

Pertemuan pertama EDM-CSWG diselenggarakan di Yogyakarta pada Maret 2022, dan pertemuan kedua EDM-CSWG di Jakarta pada 19-22 Juni 2022. Agenda EDM-CSWG mempunyai arti strategis bagi Indonesia dalam forum G20 untuk menunjukkan kepada dunia tentang komitmen Indonesia dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian perubahan iklim yang berkelanjutan.

EDM-CSWG pada Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga isu prioritas yang dibahas, yaitu mendukung pemulihan yang berkelanjutan, dan peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim. Isu terakhir adalah peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim.

Pada bagian Environment Deputies Meeting (EDM) beberapa topik yang dibahas meliputi antara lain degradasi lahan, menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati, pengelolaan air terintegrasi dan berkelanjutan, efisiensi sumber daya dan ekonomi sirkular, sampah di laut, konservasi laut, dan keuangan berkelanjutan. Sementara, pada bagian Climate Sustainability Working Group (CSWG), dilakukan pembahasan tiga hal, yakni peran co-benefit aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk menciptakan masa depan yang lebih tangguh bagi semua.

Kemudian, percepatan implementasi nationally determined contribution (NDC) dan transisi berkelanjutan menuju masa depan rendah emisi gas rumah kaca dan ketahanan iklim melalui pemanfaatan nilai ekonomi karbon, dan memperkuat aksi dan kemitraan untuk inisiatif kelautan berkelanjutan. NDC merupakan komitmen dalam rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan dampak iklim.

Dalam dokumen NDC atau komitmen setiap negara pihak terhadap Persetujuan Paris, Indonesia menargetkan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement