REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet menanggapi pujian Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto terkait program Kartu Prakerja. Jokowi menyebutkan, Kartu Prakerja merupakan salah satu program yang berhasil.
Yusuf menerangkan, jika bicara konteks pandemi, anggapan klaim Jokowi tersebut beralasan. Kartu Prakerja berhasil menjadi salah satu program pemerintah yang bisa menjadi bantalan sementara bagi kelompok masyarakat yang terdampak untuk bisa survive dalam mengarungi pandemi Covid-19 selama dua tahun ke terakhir.
"Program ini setidaknya memberikan insentif bagi mereka yang membutuhkan agar mereka bisa terjaga daya belinya di tengah penurunan aktivitas perekonomian selama pandemi," katanya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (21/6/2022). Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja mengaku, keterampilannya meningkat.
Menurut Yusuf, Kartu Prakerja juga menjadi semacam bantuan bagi mereka yang ingin membuka usaha sementara. Langkah itu dilakukan mereka yang ingin mendapatkan penghasilan ataupun pendapatan selama periode pandemi.
Survei yang dilakukan beberapa lembaga, sambung dia, menunjukkan ada dampak positif yang diberikan oleh program kartu prakerja. Terutama sekali lagi untuk menjaga daya beli mereka sementara. "Namun demikian, jangan dilupakan program Kartu Prakerja pada dasarnya diperuntukkan untuk meningkatkan skill para pekerja untuk bisa masuk ke lapangan kerja utama," ucap Yusuf.
Untuk pelaksanaan pada masa yang akan datang, Yusuf menyarankan, program Kartu Prakerja perlu menyesuaikan dengan kebutuhan kemampuan yang diperlukan tenaga kerja untuk masuk ke lapangan kerja yang tersedia saat ini. Saat yang bersamaan, pemerintah juga perlu membuat kebijakan penciptaan lapangan kerja yang disesuaikan dengan program pelatihan.
"Sederhananya jika penciptaan lapangan kerja tidak terjadi maka mereka yang sudah mendapatkan pelatihan, baik itu melalui program Kartu Prakerja ataupun program pelatihan lain akhirnya tidak bisa terserap ke lapangan kerja formal utama dan pada muaranya, masuk ke lapangan kerja informal," ucap Yusuf.