REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Barat membina ratusan sanggar silat yang terdiri dari berbagai aliran di setiap kecamatan.
"Kita lakukan pembinaan, diperkirakan ada lebih dari 200 sanggar saat ini dan mayoritas sanggar silat," kata Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syaropi, saat ditemui di kantornya, Selasa (21/6/2022).
Pembinaan itu dilakukan agar bela diri silat yang sudah menjadi peninggalan kebudayaan Betawi tetap eksis di era moderen saat ini. Syaropi menjelaskan, ada beragam aliran silat yang dianut sanggar di wilayah Jakarta Barat (Jakbar). Beberapa di antaranya aliran Beksi, Macan Putih dan Cingkrik.
"Mereka tersebar di berbagai kelurahan dan kecamatan. Paling banyak di Rawa Belong, lalu ada di Kota Bambu Selatan dan Kota Bambu Utara, Cengkareng, Kapuk, Pegadungan dan Semanan," kata dia.
Pembinaan yang lakukan, yakni mengadakan pentas silat tahunan. Dalam pentas tersebut, setiap sanggar saling berlomba satu sama lain.
Namun bukan saling beradu "jotos" ataupun membandingkan aliran yang lebih baik. Yang diperlombakan hanya seputar ketangkasan gerakan, koreografi hingga pakaian.
Selain itu, pemerintah kota (pemkot) juga kerap menggelar perlombaan palang pintu antarsanggar silat. Tidak sampai di situ saja, pemkot juga turut campur tangan jika ada sanggar yang ingin melakukan kegiatan seperti acara perlombaan maupun pentas.
"Kita kerap bantu setiap sanggar yang ingin membuat acara. Kita dukung dari panggung, honor untuk membayar juri hingga alat musik. Ini saja sudah banyak proposal pengajuannya," kata dia.
Pembinaan itu, kata Syaropi, membuahkan hasil. Tercatat ada sekitar 20 ribu anggota sanggar silat yang saat ini aktif di Jakarta Barat. "Hal tersebut menunjukkan bahwa eksistensi silat di kalangan anak muda masih ada," katanya.
Dia berharap semakin banyak anak muda yang menggemari budaya beladiri silat demi melestarikan salah satu peninggalan budaya Betawi ini.