REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Le Minerale bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK), Selasa (21/6/2022), mengadakan dialog lintas generasi bertajuk “Sejuk Bersama Untuk Lingkungan” terkait Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara ini turut dihadiri oleh Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Agus Justianto, Kepala Biro Humas KLHK RI Nunu Anugrah, Direktur Le Minerale Johan Muliawan, Christine Halim Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), perwakilan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI).
Melalui dialog ini sejumlah narasumber mendiskusikan manajemen lingkungan Indonesia selama 50 tahun terakhir serta strategi pelestarian lingkungan di masa depan. Salah satunya adalah praktik ekonomi sirkular dan pemilihan plastik kemasan besar.
Selama lima dekade terakhir, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan manajemen lingkungan hidup melalui sejumlah inisiatif.
“Indonesia berkomitmen untuk meratifikasi keputusan politik dan perjanjian internasional. Di tahun 2022, posisi Indonesia di G20 semakin kuat; isu lingkungan yang diangkat oleh Pemerintahan RI sejajar dengan hasil pertemuan pada G7. Diplomasi lingkungan melalui pengaturan norma yang kuat akan menjadi kekuatan Indonesia di dunia internasional. Namun, agar dapat menerapkan regulasi dan mencapai target-target lingkungan yang telah ditetapkan, masyarakat harus terus dilibatkan, karena hal ini bukan hanya urusan industri dan pebisnis. Konsep kebijakan yang telah dikembangkan oleh pemerintahan perlu diteruskan oleh kita, masyarakat Indonesia demi meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup tanah air,” kata Agus Justianto, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (Dirjen PHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Untuk melanjutkan berbagai inisiatif tersebut, KLHK RI terus mendorong upaya konservasi lingkungan melalui pelibatan industri serta masyarakat, utamanya generasi muda dalam pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan. Kepala Biro Humas KLHK RI, Nunu Anugrah, mengatakan, dalam perjalanan mengupayakan keberlanjutan, berbagai pemangku kepentingan harus dilibatkan, dari pemerintahan, pemain industri daur ulang, hingga masyarakat. Salah satu peran serta aktif swasta adalah dengan adanya Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale. Kami mengapresiasi gerakan ini sebagai salah satu langkah konkret dalam menerjemahkan solusi internasional ke solusi lokal. "Masyarakat Indonesia harus living by example dengan melakukan aksi-aksi untuk melestarikan lingkungan,” katanya.
Tiga langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat telah dijabarkan melalui dialog hari ini, yaitu dengan memilah sampah, melakukan daur ulang, serta memilih kemasan plastik berukuran besar saat menggunakan plastik.
“Kemasan plastik berukuran besar memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi karena dapat ditemukan secara lebih mudah dan memiliki berat masa yang dapat terukur lebih baik. Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan, keluarga bisa berkontribusi besar bagi lingkungan, seperti memimimalisir sampah yang berakhir ke laut, menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi emisi karbon plastik, dan mendukung ekonomi sirkular,” Christine Halim dari Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia.
Hal ini sejalan dengan apa yang sudah dilakukan Le Minerale melalui Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional atau GESN, sebuah gerakan yang bermula dari dukungan Le MInerale terhadap Peraturan Menteri KLHK no 75 tahun 2019, serta komitmen untuk menciptakan produk yang sehat, aman serta berperan menjaga lingkungan. GESN dimulai dengan kolaborasi antara Le Minerale dengan KLHK, ADUPI, IPI, dan hingga kini telah merambah hingga lebih dari 12 mitra atau stakeholder lainnya.
Direktur Le Minerale, Johan Muliawan mengatakan, “Sebagai produsen yang menggunakan plastik sebagai kemasan, kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa sisa konsumsi produk kami terkelola dan tidak menumpuk di TPA, melainkan dapat menjadi bahan baku untuk produk yang bermanfaat”
Tak hanya sebagai wadah edukasi terkait ekonomi sirkular bagi berbagai lapisan masyarakat, GESN Le Minerale juga membangun ekosistem ekonomi sirkular yang memadai. “Sejak dimulainya GESN oleh Le Minerale, telah berhasil meningkatkan collection rate 98 persen dibanding sebelum adanya program. Bahkan saat ini, kami sudah berhasil mengumpulkan sampah plastik hingga 6.300 ton dalam 1 tahun,” ujar Johan Muliawan, Direktur Le Minerale.
Program GESN Le Minerale menargetkan peningkatan kinerja mitra lapak sebesar 20 persen. GESN pun diharapkan dapat mendorong utilisasi daur ulang plastik untuk nilai ekonomi yang lebih tinggi, menyediakan recycle points di berbagai lokasi, dan terus berupaya mengedukasi masyarakat Indonesia untuk bijak dalam mengelola plastik.
Corporate Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya, Ronald Atmadja, mengatakan, “Sejauh ini, Le Minerale melakukan berbagai upaya untuk mendukung target Indonesia untuk mengurangi sampah produsen sebanyak 30% pada awal tahun 2030. Walau terdengar bahwa kita masih punya waktu yang lama, langkah-langkah sederhana yang dilakukan secara kolektif tentu akan mengakselerasi ketercapaian target tersebut dan membuat perubahan yang signifikan. Kami dari Le Minerale pun akan terus mendukung upaya ini, salah satunya dengan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan 10 botol plastik Le Minerale yang akan kami konversi menjadi penanaman satu bibit pohon pada Pekan Raya Jakarta mendatang. Le Minerale akan terus mencari peluang untuk berkontribusi positif dan berkembang tidak hanya untuk bisnis, tetapi untuk mendukung Indonesia yang sejuk dan lestari.”
Rencana-rencana tersebut diamini oleh Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Pengurangan Sampah KLHK RI. Sinta memberi apresiasi bagi program-program Le Minerale yang sudah disesuaikan dengan target-target peta jalan pengurangan sampah dari KLHK, “Le Minerale sudah cukup baik track record-nya untuk pelaksanaan peta jalan KLHK dan pencapaiannya sangat memuaskan. Kami berharap ekonomi sirkular terus diperkuat dan perpanjangan umur pemakaian plastik terus dimaksimalkan untuk menghindari volume pencemaran.”