Senin 20 Jun 2022 17:51 WIB

Dinas Pariwisata Sleman Serius Kembangkan Wisata Kuliner

Dinas Pariwisata Sleman akan lebih serius dalam mengembangkan wisata kuliner.

Kampung Flory yang terletak di Desa Tridadi, Sleman, Yogyakarta menyajikan wisata keluarga yang mengombinasikan pendidikan, alam, dan kuliner. Dinas Pariwisata Sleman akan lebih serius dalam mengembangkan wisata kuliner.
Foto: Dok BI Sumbar
Kampung Flory yang terletak di Desa Tridadi, Sleman, Yogyakarta menyajikan wisata keluarga yang mengombinasikan pendidikan, alam, dan kuliner. Dinas Pariwisata Sleman akan lebih serius dalam mengembangkan wisata kuliner.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai mengembangkan dan menggarap lebih serius sektor wisata kuliner karena memberikan sumbangan tertinggi pada pendapatan asli daerah (PAD) sektor pariwisata.

"Sumbangan PAD wisata kuliner atau pajak restoran hingga Mei telah mencapai Rp 52 miliar, lebih tinggi dibanding realisasi pajak hotel sebesar Rp 42 miliar dan pajak hiburan Rp 4,5 miliar," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Suparmono di Sleman, Senin (20/6/2022).

Baca Juga

Menurut dia, banyak wisatawan datang ke Sleman untuk berburu kuliner yang ada di Sleman. "Sektor kuliner tetap paling kuat, kalau lihat angka-angka itu. Ke depan kami bersama dengan teman teman wisata kuliner ingin menggarap lebih serius. Misalnya mapping wisata kuliner pasti akan lebih bagus," katanya.

Ia mengatakan, sebelum perubahan PAD Kabupaten Sleman tahun ini ditarget sebesar Rp 900,5 miliar. Dari jumlah itu, dari sektor wisata diharapkan mampu menyumbang Rp 207,6 miliar.

"Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan PAD 2021 yang ditarget sebesar Rp 770,6 miliar dengan target Pariwisata hanya Rp 137,8 miliar. Tahun ini, hingga Mei 2022, realisasi PAD sektor wisata sudah Rp 100,9 miliar atau sudah mencapai 48 persen," katanya.

Suparmono mengatakan, saat kondisi normal, antara Januari ke Februari, penambahan PAD wisata hanya sekira Rp 10 miliar dalam satu bulan. Tetapi, setelah ada libur panjang dan cuti bersama di bulan Mei, pendapatan wisata naik hingga Rp 20 miliar dalam satu bulan."Saat libur panjang memang banyak orang atau wisatawan datang ke Sleman," katanya.

Kepala Bidang Sumberdaya Manusia dan Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Sleman Nyoman Rai Shavitri mengatakan selain destinasi, desa wisata di Sleman kini juga terus berbenah agar dapat menarik kunjungan wisatawan.

Satu di antaranya, di Desa wisata Pancoh, Girikerto telah menambah layanan makan dan paket jelajah wisata dengan VW safari. Kemudian, desa wisata Garongan juga telah menambah unit layanan tempat ngopi dan kuliner yang bisa diakses tanpa harus booking lebih dahulu.

"Kemudian di Tebing Breksi juga sudah menambah layanan. Taman Tebing Breksi ini memang menjawab kebutuhan rombongan wisatawan dengan bus. Jadi mereka yang butuh toilet, Breksi telah siap. Jam Berapa pun bus bisa masuk," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement