Jumat 17 Jun 2022 19:05 WIB

Hari Ini, 1.220 Kasus Covid Terkonfirmasi

DKI sumbang angka terbanyak yakni 686 kasus.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andi Nur Aminah
Pekerja berjalan saat jam pulang kerja melintasi Terowongan Kendal, Sudirman , Jakarta, Kamis (16/6/2022). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap covid-19 varian baru BA4 dan BA5 yang diprediksi mengalami peningkatan jumlah kasus hingga akhir bulan Juli mendatang.Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pekerja berjalan saat jam pulang kerja melintasi Terowongan Kendal, Sudirman , Jakarta, Kamis (16/6/2022). Pemerintah mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap covid-19 varian baru BA4 dan BA5 yang diprediksi mengalami peningkatan jumlah kasus hingga akhir bulan Juli mendatang.Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penambahan kasus Covid-19 di Indonesia pada Jumat (17/6/2022) masih bertahan di angka seribu. Berdasarkan data Satgas Covid-19, sebanyak 1.220 kasus baru pada hari ini.

DKI Jakarta kembali menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 686. Disusul oleh Jawa Barat dengan total 208 kasus, kemudian Banten dengan total 129 kasus.

Baca Juga

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini mencapai 7.326 kasus, bertambah 658 dari sehari sebelumnya. Untuk jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada hari ini bertambah 556 orang sehingga menjadi sebanyak 5.901.639 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah enam orang. Total yang meninggal karena Covid-19 menjadi sebanyak 156.679 orang.

Kementerian Kesehatan menganalisis kenaikan kasus saat ini disebabkan subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang telah masuk ke Indonesia. Analisis Kemenkes RI diaminkan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.

Ia mengatakan, BA.4 dan BA.5 mampu menyebabkan gelombang infeksi di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Bahkan ada peringatan tentang kemungkinan gelombang besar yang akan menyusul dalam beberapa minggu mendatang. "BA.4 dan BA.5 bisa jadi penyebab gelombang berikutnya di Indonesia? Yang jelas puncaknya tidak akan setinggi Delta. Namun jangka waktu beredarnya mungkin lebih lama dibanding varian sebelumnya," ujar Zubairi dalam keterangan dikutip Jumat (17/6/2022). "Artinya puncaknya tidak akan terlalu tinggi dan dari kurvanya akan agak melebar," tambahnya.

Namun, sambung Zubairi, bila tidak ada upaya dan mitigasi yang signifikan, maka kasus baru tentu akan meningkat. "Semoga, dengan pengalaman yang kita punya, termasuk perilaku prokes yang baik, kita bisa melewatinya," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement