Rabu 15 Jun 2022 14:46 WIB

Ini Alasan Jokowi Ganti Mendag dan Mengangkat Zulkifli Hasan

Presiden Jokowi sebut Zulkifli Hasan memiliki rekam jejak dan pengalaman mumpuni.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kiri) melakukan jamuan makan siang dengan ketua umum parpol diantaranya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kiri) melakukan jamuan makan siang dengan ketua umum parpol diantaranya Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi. Menurut dia, Zulkifli Hasan memiliki rekam jejak dan pengalaman yang mumpuni sehingga cocok untuk mengurusi masalah pangan.

“Kemudian terutama untuk skill manajerial, sekarang bukan hanya makro saja, tapi mikronya juga harus secara detil dikerjakan, saya lihat pak Zul dengan pengalaman, trek record rekam jejak yang panjang,” kata Jokowi usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6/2022).

Baca Juga

Jokowi menyebut, untuk menangani masalah pangan saat ini membutuhkan pengalaman di lapangan agar dapat melihat langsung persoalan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok rakyat. “Kalau urusan ekspor saya kira juga jadi urusan Mendag, tapi yang lebih penting urusan kebutuhan pokok di dalam negeri harus bisa kita jaga,” ujarnya.

Seperti diketahui, kinerja Mendag tengah disoroti oleh banyak pihak karena masalah kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng selama beberapa bulan. Meskipun pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, namun penurunan harga minyak goreng membutuhkan waktu cukup lama.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, reshuffle kabinet ini diputuskan melalui diskusi dan pertimbangan yang matang. Presiden, ujar dia, membutuhkan pembaharuan dari sejumlah menteri dalam menghadapi berbagai persoalan, khususnya masalah pangan dan energi, hingga kenaikan inflasi.

Ia pun berharap penunjukan menteri dan wakil menteri baru ini dapat memperkuat kabinet sehingga dapat bekerja lebih lincah.

“Secara keseluruhhan sebenarnya dengan pengalaman Presiden yang sudah dua periode, 8 tahun untuk memahami persoalan yang ada termasuk urusan minyak curah, urusan pangan, urusan energi, sehinga itulah yang menjadi prioritas. Sehinggga itulah kenapa maka ada penyegaran dalam tubuh kabinet,” jelas dia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement