Selasa 14 Jun 2022 06:56 WIB

Moeldoko: Soliditas Nasional Jangan Pernah Kendor

Moeldoko menekankan pentingnya seluruh elemen peduli dan komitmen menjaga bangsa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Foto: Dok KSP
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyampaikan orasi kebangsaan di forum silaturahmi kebangsaan memperingati hari lahir Pancasila, di lapangan Banteng Jakarta, Senin (13/6/2022). Acara ini digelar oleh Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP), sebuah organisasi masyarakat lintas agama.

Dalam orasinya, Moeldoko menekankan pentingnya seluruh elemen masyarakat memiliki kepedulian dan komitmen kuat untuk menjaga bangsa. "Jangan pernah lelah menjaga dan memelihara kebangsaan kita," kata Moeldoko, dikutip dari siaran pers KSP pada Selasa (14/6/2022).

Baca Juga

Ia menyebut, salah satu elemen penting untuk menjaga kebangsaan yakni dengan memperkuat dan membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Terlebih, saat ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan.

"Kondisi saat ini sangat dinamis. Mulai dari ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Benteng terkuat kita adalah Pancasila. Ini yang harus kita jaga," kata Moeldoko.

Panglima TNI 2013-2015 ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para tokoh lintas agama, untuk sama-sama menjaga soliditas nasional. "Dengan gotong royong, apapun tantangannya kita bisa selesaikan semua. Jadi soliditas nasional jangan pernah kendor," pesan Moeldoko.

Pada kesempatan itu, Moeldoko juga mendapat gelar kehormatan sebagai Bapak Perawat dan Pengawal Pluralisme. Ketua Umum Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP) Pendeta Andreas Benaya Rehiary mengungkapkan, Moeldoko dinilai telah mengimplementasikan sikap pluralitas, yakni menerima keberagaman. Ia menyontohkan kehadiran Moeldoko dalam berbagai perayaan keagamaan.

"Saat Natal kemarin, kami tidak mengundang Pak Moeldoko. Tapi beliau tiba-tiba datang. Ini menunjukkan bahwa beliau menghormati keberagaman dan bisa melanjutkan perjuangan Gus Dur soal pluralisme," kata Andreas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement