REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memperoleh gelar kehormatan Bapak Perawat dan Pengawal Pluralisme saat menghadiri Forum Silaturahmi Kebangsaan Peringati Hari Lahir Pancasila, yang digagas organisasi lintas agama Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme di Lapangan Banteng Jakarta, Senin. Ketua Umum Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP) Pendeta Andreas Benaya Rehiary mengatakan gelar tersebut diberikan karena Moeldoko terbukti telah mengimplementasikan sikap menjunjung pluralitas dengan menerima keberagaman, yang dibuktikan dengan kesediaan Moeldoko menghadiri berbagai perayaan keagamaan.
"Saat Natal kemarin, kami tidak mengundang Pak Moeldoko tapi beliau tiba-tiba datang. Ini menunjukkan bahwa beliau menghormati keberagaman," terang Andreas dalam siaran pers Kantor Staf Presiden yang diterima di Jakarta, Senin.
Andreas menilai Moeldoko bisa menjadi tokoh yang dapat melanjutkan perjuangan Gus Dur soal pluralisme.Pada kesempatan tersebut Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sempat memberikan orasi kebangsaan.
Dia menekankan pentingnya seluruh elemen masyarakat untuk memiliki kepedulian dan komitmen kuat dalam menjaga bangsa."Jangan pernah lelah menjaga dan memelihara kebangsaan kita," seru Moeldoko.
Moeldoko menyebut salah satu elemen penting untuk menjaga kebangsaan, dengan memperkuat dan membumikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara."Kondisi saat ini sangat dinamis. Mulai dari ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Benteng terkuat kita adalah Pancasila. Ini yang harus kita jaga," tegas Moeldoko.
Panglima TNI 2013-2015 ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya para tokoh lintas agama, untuk sama-sama menjaga soliditas nasional."Dengan gotong-royong, apa pun tantangannya, kita bisa selesaikan semua. Jadi soliditas nasional jangan pernah kendur," kata Moeldoko.