Rabu 08 Jun 2022 17:27 WIB

Prediksi Mengapa Jokowi akan Sangat Berhati-hati Soal Reshuffle

Jokowi diprediksi tidak akan mereshuffle menteri dari partai, khususnya Nasdem.

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Jokowi dinilai akan sangat berhati-hati terkait isu reshuffle kabinet mengingat masa kerjanya yang kurang dari 2 tahun lagi. (ilustrasi)
Foto:

Pada 2022 ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat dua kali menyampaikan kekesalannya hingga menegur keras sejumlah jajaran menterinya. Bahkan, Jokowi juga mengancam akan melakukan reshuffle ke sejumlah menterinya tersebut.

Tegurannya tersebut disampaikan Jokowi dalam dua acara yang berbeda. Yakni saat acara 'Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia' pada Jumat 25 Maret 2022 dan Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada Selasa 5 April 2022.

Saat acara 'Afirmasi Bangga Buatan Produk Indonesia' Presiden menyampaikan kekesalannya kepada jajaran menteri, TNI-Polri, hingga instansi pemerintah yang sering kali membelanjakan anggarannya untuk produk-produk impor. Barang-barang yang diimpor pun dinilai bukan barang berteknologi tinggi seperti CCTV, seragam, alat kesehatan, hingga alat pertanian.

"Kita harus memiliki keinginan yang sama untuk membeli untuk bangga pada buatan kita sendiri, bangga buatan Indonesia," ujar Jokowi. 

Jokowi saat itu memperingatkan agar belanja barang-barang impor tak lagi dilakukan. Sebab dengan membeli produk-produk dalam negeri maka akan membantu menciptakan investasi sehingga dapat mendorong pembukaan lapangan kerja yang bahkan bisa mencapai dua juta lapangan pekerjaan.

 

"Malah beli barang-barang impor mau kita terus-teruskan? Ndak. Ndak bisa. Kalau kita beli barang impor bayangkan bapak ibu kita beri pekerjaan ke negara lain duit kita capital outflow keluar, pekerjaan ada di sana bukan di sini coba kita belokkan semua ke sini," ujarnya.

Teguran Jokowi berikutnya disampaikannya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta pada Selasa (5/4/2022) yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (6/4/2022). Saat itu, Jokowi meminta seluruh jajaran menterinya memiliki sense of crisis dan sensitif terhadap berbagai kesulitan yang dihadapi masyarakat saat ini, seperti kenaikan harga barang kebutuhan pokok dan energi.

Ia juga meminta agar jajarannya menjelaskan situasi global yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga barang termasuk minyak goreng dan Pertamax.

 

“Seluruh yang hadir di sini anggota kabinet, kepada semua menteri, kepala lembaga agar kebijakan yang diambil itu tepat. Sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki senses of crisis. Harus sensitif terhadap kesulitan-kesulitan rakyat,” ujar Jokowi.

Namun kini, setelah dua kali teguran kepada kabinetnya itu, Jokowi atau pihak Istana tak pernah lagi menyinggung isu reshuffle kabinet. Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, isu reshuffle hanya akan menghabiskan energi bangsa. 

"Kalau kita semua berpedoman bahwa urusan reshuffle itu merupakan urusan presiden, hak prerogatif presiden, mengapa kita meributkan?" kata Hasto di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (28/5/2022).

Hasto menuturkan, konstitusi mengatur  presiden dapat melakukan suatu evaluasi untuk meningkatkan efektifitas kinerja pemerintahan. Presiden diberi kewenangan untuk melakukan evaluasi dan menentukan siapa yang akan menjadi pembantunya.

Bagi PDIP, berpartai harus siap menghadapi segala kondisi, termasuk reshuffle. Ia mengatakan kocok ulang kabinet hanya bisa terjadi atas kehendak presiden.

"PDIP percaya ketika hal tersebut misalnya dilakukan (reshuffle), itu melalui proses evaluasi atas kinerja menteri menterinya dan kemudian presiden berupaya untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan agar unjuk kinerja mampu menghasilkan legacy yang sangat baik yang nantinya dilanjutkan oleh pemimpin hasil pemilu 2024 yang akan datang. Itu sikap PDIP Perjuangan," jelasnya.

 

photo
Kepuasan Publik Terhadap Kinerja Jokowi Turun - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement