Selasa 07 Jun 2022 17:35 WIB

Momen Akrab Jokowi dan Megawati di Tengah Isu Kerenggangan Hubungan

Elite PDIP kompak membantah isu kerenggangan hubungan Jokowi dan Megawati.

Sebelum melantik Dewan Pengarah, Kepala, dan Wakil Kepala BPIP, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden RI ke-5 Hj. Megawati Soekarnoputri di ruang tunggu Istana Negara, Jakarta, Selasa (7/6).
Foto:

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) M Pratikno juga membantah adanya kerenggangan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, hubungan keduanya baik-baik saja.

"Hubungan baik baik saja, sangat baik-baik saja. Tidak ada istilah memanas, tidak ada, sangat sangat sangat baik," ujar Pratikno usai rapat kerja dengan Komisi II DPR, Kamis (2/6/2022).

Ketidakhadiran Megawati yang merupakan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam upacara Hari Kebangkitan Pancasila di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), juga bukan merupakan tanda kerenggangan keduanya. "Tidak hadir kan banyak faktor, beliau kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan," ujar Pratikno.

Jokowi dan Megawati, jelas Pratikno, tidak memiliki masalah dalam perpolitikan. Ia mengingatkan sekali lagi, hubungan Jokowi dan Megawati jangan 'digoreng' menjadi isu liar.

"Ya kalau ketemu kan sering (Jokowi-Megawati). Jadi, beliau bertemu kan sering, jadi tidak usah dibawa macam-macam," ujar Pratikno.

Spekulasi renggangnya hubungan antara Jokowi dan Megawati disebut-sebut oleh sebagian pengamat politik lantaran Jokowi sepertinya akan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Sementara, PDIP yang dipimpin Megawati kemungkinan besar akan mengusung Puan Maharani sebagai capres.

Kode Jokowi mendukung Ganjar tersirat saat Jokowi dalam pidatonya di Rakernas V Projodi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 21 Mei lalu menyinggung soal dukungannya di Pilpres 2024 kepada figur yang hadir di rakernas. "Makanya, untuk urusan politik, ojo kesusu sik. Jangan tergesa-gesa. Meskipun mungkin yang kita dukung ada di sini," kata Jokowi saat itu.

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menilai, pidato Jokowi yang menyebut, "Mungkin yang kita dukung hadir di sini," mengarah kepada Ganjar Pranowo. Sebab, menurut Yunarto, hanya Ganjar yang masuk dalam radar survei teratas capres 2024 yang hadir dalam rakernas tersebut.

"Saya lebih melihat ini awal mula bahwa bahasa simbol yang kuat, katakanlah ini arah dukungan ke arah Pak Ganjar. Saya tidak tahu apakah dipilihnya Magelang adalah simbol, masih belum bisa menjelaskan," ujar Yunarto.

Menurut Yunarto, figur yang didukung Jokowi akan memiliki keuntungan secara pemilih dan kekuatan partai. Itu dapat terjadi apabila Jokowi sampai akhir masa jabatanya memiliki rapor yang bagus di mata masyarakat.

Selain itu, Jokowi harus tepat dan cepat mengumumkan figur yang didukungnya. Jokowi juga harus menggaet dukungan kepada partai koalisnya agar calon yang diusungnya kelak dapat mendapatkan dukungan dari partai-partai pendukungnya tersebut.

"Kemungkinan besar kalau seperti itu, siapapun yang didukung oleh Jokowi punya kemungkinan besar juga untuk menang," jelas dia.

 

 

photo
Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement