REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam ajang laga balap Jakarta E-Prix atau balap Formula E 2002 di Jakarta International E-PrixCircuit (JIEC), Ancol, Sabtu (4/6), terdapat momentum Ketua DPR Puan Maharani duduk diapit Anies Baswedan dan Jokowi.
Posisi duduk ini, menurut Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab, menggambarkan posisi PDIP dan Puan Maharani. PDIP dan Puan dinilai puya posisi strategis dalam dinamika politik ke depan.
"Saya kira bukan kebetulan kalau Puan berada di tengah, diapit Pak Jokowi dan Pak Anies. Apalagi ada kabar Anies mempersilakan Puan duduk di tengah-tengah mereka,” kata Fadhli, Ahad (5/6).
Fadhli menjelaskan, posisi PDIP dan Puani sangat strategis karena hanya PDIP yang bisa mengusung capresnya sendiri. Ini menjadi modal bagi PDIP dan Puan Maharani sebagai calon yang berpotensi besar diusung. Dengan begitu, lanjutnya, semua tokoh nasional ingin dekat, bahkan ikut dengan gerbong PDIP.
"Hanya PDIP parpol yang bisa mengusung calonnya sendiri. Artinya PDIP punya posisi penting dan menentukan,” ujarnya. Siapa pun yang berkepentingan di Pilpres 2024 akan berusaha keras mendekati Puan, karena Puan berpotensi diusung sebagai capres maupun cawapres PDIP.
"Pak Jokowi yang meskipun Presiden, tetapi bukan ketua umum partai, sehingga tetap berkepentingan dengan Mbak Puan dan PDIP di Pilpres 2024. Begitu juga Mas Anies, meski elektabilitas lumayan tinggi, tetapi tidak ada kepasian partai pengusung sehingga opsi mendekat ke Mbak Puan dan PDIP adalah pilihan logis," ujarnya.