REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dengan beredarnya disinformasi atau hoaks sebagai propaganda jelang Pemilihan Presiden 2024. Menurutnya, disinformasi dan hoaks biasanya akan digunakan untuk menimbulkan kekacauan.
"Hati-hati ini sudah mau Pilpres, ini sudah mulai terjadi pelan-pelan. Dan berbagai antisipasi, kita memang disuruh melakukan antisipasi terhadap kemungkinan berbagai bahaya," ujar Wapres di acara Sarasehan bersama Pimpinan Pusat dan Wilayah Perguruan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) dan alim ulama di Institut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, Jumat (3/6/2022).
Wapres mengatakan, kemajuan teknologi informasi memang memberikan dampak positif. Namun, di sisi lain, kemajuan teknologi informasi menimbulkan sisi negatif, yakni muncul disinformasi, informasi yang tidak benar, hoaks hingga fitnah.
Karena itu, wapres meminta masyarakat dapat mengantisipasi bahaya-bahaya yang ditimbulkan dalam upaya penguasaan teknologi digital. "Sebab sekarang ini, banyak akun-akun palsu yang menggunakan platform-platform seperti Google, Facebook semua itu muncul, itu seperti sudah terjadi di Amerika itu disebutnya propaganda," ujarnya.
Menurutnya, propaganda ini pernah digunakan untuk memenangkan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat beberapa tahun lalu, yakni dengan cara menyebarkan hoaks. Wapres pun berharap hal ini tidak terjadi di Indonesia dan bisa menyebabkan perpecahan bangsa.
"Yang harus kita cegah jangan sampai nanti digunakan untuk membuat, mengubah, mempengaruhi pikiran masyarakat dalam rangka penyesatan, sebab sekarang sudah masuk ke mana mana, masuk ke dapur, masuk ke kamar-kamar anak kita, membuat keraguan dan membuat juga perpecahan," kata Kiai Ma’ruf.