Kamis 02 Jun 2022 10:17 WIB

BNPB: Banjir Genangi Seratusan Rumah di Serang

Tanah longsor juga terjadi setelah hujan lebat berlangsung di Serang

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nur Aini
Warga mendorong mobil yang mogok saat melintasi genangan banjir, ilustrasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau banjir yang mengenangi 169 rumah warga di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Selasa (31/5/2022).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga mendorong mobil yang mogok saat melintasi genangan banjir, ilustrasi. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau banjir yang mengenangi 169 rumah warga di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Selasa (31/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau banjir yang mengenangi 169 rumah warga di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Selasa (31/5/2022). Tidak hanya banjir, tanah longsor juga terjadi setelah hujan lebat berlangsung pada pukul 17.40 WIB. 

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melaporkan tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers yang diterima Republika, Kamis (2/6/2022). 

Baca Juga

BPBD Kabupaten Serang menginformasikan hujan lebat dan drainase yang kurang baik menyebabkan banjir. Sejumlah desa di empat kecamatan terdampak banjir dengan tinggi genangan berkisar 50 cm. Walau demikian, rumah yang tergenang tidak sampai menimbulkan pengungsian warga. 

"Selain rumah tergenang, tercatat 1 musala terdampak banjir," ujar Abdul. 

BNPB mengungkapkan wilayah terdampak banjir yaitu Desa Nambo Udik dan Sukatani di Cikande, Desa Malanggah di Tunjung Teja, Desa Kamasan di Cinangka dan Desa Bandulu di Anyer. Sedangkan, tanah longsor yang juga terjadi saat itu mengakibatkan 1 rumah warga rusak ringan. 

"BPBD setempat melaporkan sebanyak 170 KK atau 605 terdampak banjir dan longsor yang terjadi kemarin (31/5). Pantauan personel di lapangan, tidak ada dampak di sektor pendidikan, kesehatan dan ekonomi," ucap Abdul. 

Merespons kejadian itu, BPBD bersama unsur terkait, seperti TNI, Polri, PMI, Tagana, aparat desa dan kecamatan, melakukan pemantauan dan pendataan di lokasi terdampak. Petugas BPBD sempat mengevakuasi karyawan pabrik dengan perahu karet untuk mengantisipasi dampak buruk banjir. 

"Kabupaten Serang termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Kajian inaRISK mengidentifikasi sebanyak 28 kecamatan dengan potensi bahaya dengan kategori tersebut, termasuk 4 kecamatan yang terdampak banjir," ungkap Abdul. 

BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap siap siaga dan waspada terhadap potensi banjir. 

"Lakukan kesiapsiagaan keluarga dan komunitas untuk memitigasi dampak banjir, seperti memastikan drainase berfungsi dengan optimal," kata Abdul. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement