Kamis 02 Jun 2022 06:50 WIB

Surya Paloh Ungkap yang Dibahas dalam Pertemuan dengan Jokowi 

Pertemuannya dengan Jokowi lebih menekankan pembangunan bangsa harus tetap berlanjut.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai NasDem - Surya Paloh. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai NasDem - Surya Paloh. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, membenarkan adanya pertemuan dirinya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Namun, dirinya membantah dalam pertemuan tersebut dirinya mengusulkan nama Anies Baswedan-Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"Ya, bertemu dengan bapak presiden benar. Tapi kan tidak spesifik membicarakan hal itu. Banyak hal-hal lain seperti apa yang tadi kita diskusikan juga dengan Mas Prabowo," kata Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Menteng, Jakarta, Rabu (1/6).

Surya mengatakan, pertemuan dirinya dengan Presiden Jokowi tersebut lebih menekankan bagaimana proses pembangunan bangsa harus tetap berlanjut. Karena itu, menurutnya, diperlukan situasi agar stabilitas nasional tetap terjaga.

"Nah concern kita semuanya pada itu, betapa mahalnya, betapa strategiknya arti keberadaan kita sebagai suatu bangsa, di dalam memiliki suasana stabilitas nasional yang mumpuni," ucapnya. 

Dirinya juga mengajak, semua elit bangsa untuk tetap menjaga stabilitas nasional baik dalam menghadapi pemilu maupun sesudah pemilu. "Jadi kalau ditanya apakah ada pak Ganjar atau bung Anies, ada pak Prabowo bisa saja, tidak ada masalah," ungkapnya. 

Lebih lanjut Surya mengatakan, Partai Nasdem dan Gerindra juga telah bersepakat untuk menjaga stabilitas nasional. Dirinya juga mengajak seluruh pihak untuk menghargai budaya politik yang lebih sehat. 

"Penghormatan kita satu sama lain harus tetap terjaga, berkompetisi bukan dengan saling menjatuhkan. Tapi, bisa berkompetisi di dalam harmoni dan bagaimana juga mencoba berupaya untuk membangun kesadaran publik, agar politik-politik identitas, politik-politik aliran, politik ajaran dengan kebebasan sosial media yang ada pada saat ini, mudah sekali untuk mencurigai, menghujat, kalau bisa kita alihkan pada pikiran-pikiran yang mengajak, bahwa kita satu bangsa," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement