Rabu 01 Jun 2022 19:37 WIB

Pemkab Bekasi Antisipasi Kekeringan Melalui Pemetaan Wilayah Rawan

Pemkab Bekasi mengantisipasi bencana kekeringan melalui pemetaan wilayah rawan.

Warga menunjukkan lahan sawah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Bekasi. Pemkab Bekasi mengantisipasi bencana kekeringan melalui pemetaan wilayah rawan.
Foto: Republika/Febrian A
Warga menunjukkan lahan sawah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Bekasi. Pemkab Bekasi mengantisipasi bencana kekeringan melalui pemetaan wilayah rawan.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengantisipasi bencana kekeringan dengan melakukan pemetaan sejumlah wilayah rawan dilanjutkan pemberian perlakuan khusus agar tidak terdampak parah.

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Rabu, mengatakan berdasarkan pemetaan, setidaknya ada lima wilayah rawan langganan kekeringan di daerah itu saat musim kemarau.

Baca Juga

Sebanyak lima wilayah itu di Kecamatan Bojongmangu, Serangbaru, Cibarusah, Cikarang Pusat, serta Cikarang Timur. Sebanyak dua di antara lima kecamatan itu, tergolong paling rawan bencana kekeringan, yakni Cibarusah dan Bojongmangu.

"Dua wilayah itu dinyatakan paling rawan. Untuk antisipasi kekeringan, kita siapkan mobil tangki untuk kirim air," katanya.

Dia menjelaskan saat musim kemarau biasanya ada dua masalah yang dihadapi warga, yakni kekurangan air bersih dan air pertanian untuk persawahan. Pihaknya menggandeng PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga terdampak kekeringan, sedangkan persoalan kebutuhan air pertanian akan diantisipasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi.

"BPBD punya mobil tangki, kita bisa suplai ke desa-desa yang membutuhkan menggunakan air dari PDAM kita. Sementara untuk air pertanian tentu dengan Dinas Pertanian, kita akan siapkan," katanya.

Dani juga meminta segenap personel BPBD Kabupaten Bekasi rutin melakukan antisipasi bencana untuk mengurangi risiko sekaligus dampak bencana, termasuk antisipasi banjir meski sudah melewati puncak musim hujan.

"Karena berdasarkan hasil pantauan BMKG, hujan dengan intensitas tinggi masih kemungkinan akan terjadi. Hanya ada waktu-waktu tertentu bisa hujan tinggi. Itu yang juga harus diwaspadai karena bisa berdampak banjir," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement