Rabu 01 Jun 2022 13:12 WIB

Polisi Periksa 11 Saksi Terkait Tewasnya Pelajar SMP di DIY

Saksi yang diperiksa sebagian besar merupakan anggota kelompok korban.

Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Jafkhairi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pihak kepolisian terus mendalami kasus tewasnya pelajar SMP di Sleman, DIY, berinisial ZWP (17). Pendalaman dilakukan dengan memeriksa beberapa saksi, mengumpulkan bukti-bukti hingga pemeriksaan CCTV di dekat lokasi kejadian.

"Yang jelas pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksaan dari 11 saksi," kata Kasubag Humas Polresta Yogyakarta, AKP Timbul Sasana Raharjo di Mapolsek Mergangsan, Kota Yogyakarta, Selasa (31/5).

Baca Juga

Saksi-saksi yang diperiksa sebagian besarnya merupakan anggota kelompok korban. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap saksi lain seperti orang tua korban.

Selain itu, pihak kepolisian juga masih berupaya untuk menggali informasi dari korban lain yakni NPS. Meskipun begitu, kata Timbul, korban belum dapat dimintai banyak informasi karena masih shock.  "Korban yang luka (NPS) masih shock, masih belum bisa ditanyakan (lebih lanjut)," jelasnya.

Kronologi

Kejadian tersebut berawal dari tantang-tantangan antara kelompok korban dan grup tersangka melalui media sosial. Setelah tantang-tantangan tersebut, kelompok korban dan tersangka bertemu di Jalan Kabupaten, Kabupaten Sleman.

Di sana, katanya, kedua kelompok tersebut saling kejar-kejaran menggunakan sepeda motor. Sesampainya di Pingit, Bumijo, Kota Yogyakarta, kelompok korban terpisah. Korban pun akhirnya dapat dikejar tersangka.

Saat itu, korban ZWP berboncengan dengan temannya berinisial NPS. Sepeda motor korban ditendang oleh pelaku dan akhirnya terjatuh. Kemudian, korban diduga dianiaya di Jalan Tentara Pelajar, Kota Yogyakarta.

Timbul menyebut, pihaknya juga sudah mengantongi isi percakapan terkait tantangan lewat media sosial tersebut. Namun, Timbul belum dapat mengatakan seperti apa isi percakapan tersebut.

"Dari korban kita gali semua informasi-informasi siapa saja yang mengetahui tantang-tantangan itu. Rombongan korban mungkin lebih dari dua orang itu dan ceritanya (rombongannya) terpisah toh," ujar Timbul.

"Paling mendasar (mendalam) terkait isi tantang-tantangan itu, bagaimana mencari jejak digital dari medsos itu. Semoga dalam waktu dekat kita bisa mengungkap," ujar Timbul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement