Ahad 29 May 2022 17:47 WIB

Kode dari Anies Siap Berkolaborasi dengan PKS

Teriakan dukungan untuk Anies jadi presiden dari kader PKS menggema di Milad ke-20.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan pada Milad ke-20 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (29/5/2022). Milad ke-20 PKS yang dihadiri oleh ribuan anggota simpatisan PKS, ketua umum partai dan tokoh-tokoh nasional itu bertemakan Kolaborasi Melayani Indonesia. Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Sebelumnya, peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengibaratkan nasib Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bukan anggota partai politik sebagai kendaraan politik menuju Pilpres 2024 yang mirip seperti kondisi Presiden Joko Widodo yang dipilih sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2014. Siti menjelaskan, dulu Joko Widodo juga bingung mencari partai yang betul-betul mau mengusungnya dalam pilpres 2014. 

"Sampai-sampai deklarasi dilakukan dalam waktu yang sudah mepet. Akhirnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mengusung dan mendukungnya dengan berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya," ujar Siti saat dihubungi Republika, Rabu (25/5/2022). 

Saat ini, dia menambahkan, parpol sedang saling menjajaki untuk membangun koalisi. Telah terbentuk koalisi Indonesia bersatu yang digawangi oleh partai Golkar, PPP dan PAN.

Menurutnya, tak tertutup kemungkinan akan muncul pula koalisi-koalisi lainnya yang digawangi partai Nasdem, PKS dan Partai Demokrat. Koalisi lainnya yang digawangi PDIP, partai Gerindra dan PKB juga jemungkinan akan terbentuk. Lebih lanjut ia mengatakan, elite partai politik pada dasarnya lebih mempertimbangkan faktor sosok/tokoh yang bisa memenangkan pilpres. 

"Jadi, tidak sekadar faktor kader, non-kader pun kalau mampu memenangkan pilpres, maka parpol akan meminang dan mengusungnya dalam pilpres," katanya.

Karena itu, dia menambahkan, tokoh yang digemari rakyat dan dipercaya mampu membawa Indonesia maju rakyat berdaya, maka parpol akan mengusungnya. Jadi, ia menilai tak ada alasan bagi Anies dan rakyat yang mendukungnya untuk pesimis dan khawatir tidak bisa ikut dalam kompetisi pilpres 2024. 

"Prospek Anies akan cerah di pilpres 2024 karena dia diyakini memiliki kapasitas untuk memimpin Indonesia pascapandemi Covid-19," ujarnya. 

Sementara, pengamat kebijakan publik, Karyono Wibowo menilai meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bukan anggota partai politik (parpol) yang artinya tak ada kendaraan politik, Anies masih punya peluang ikut Pilpres 2024. Menurutnya, semuanya akan ditentukan oleh elektabilitas Anies dan jika nantinya parpol tak memiliki capres internal.

 

"Menurut saya meski agak berat, masih ada celah. Anies bisa jadi capres atau cawapres 2024 yang ditentukan oleh seberapa kuat elektabilitasnya," katanya. 

Jika elektabilitas Anies bisa terus melonjak, dia melanjutkan, tentu akan ada parpol yang melihat Anies sebagai sosok yang potensial, baik menjadi capres atau cawapres. Sebaliknya, kalau elektabilitas Anies stagnan, bahkan menurun maka ia melihat semakin sulit bagi Anies untuk mendapatkan tiket pilpres dari parpol.

"Masing-masing partai punya kepentingan mengusung kadernya untuk jadi capres atau cawapres.  Anies kan bukan kader partai, kecuali tak ada figur yang layak untuk diusung sebagai capres atau cawapres," ujarnya.

 

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement