REPUBLIKA.CO.ID, ACEH TAMIANG – Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (PD IPI Provinsi) Aceh, Nazaruddin Musa MLIS PhD berkesempatan menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan kampaye membaca yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Selasa (24/5).
Kegiatan tersebut mengusung tema meningkatkan budaya minat baca serta pengetahuan literasi masyarakat dan dibuka secara langsung oleh Bupati Aceh Tamiang H Mursil SH MKn yang diwakili Asisten III Sekda Aceh Tamiang Drs Tri Kurnia di Aula gedung SKB Karang Baru, Aceh Tamiang dan turut dihadiri Kadis DPKA, Dr Edi Yandra SSTP MSP.
Dalam talkshow tersebut, selain Nazaruddin hadir dua narasumber lainnya masing-masing, istri Bupati Aceh Tamiang Dr Rita Syintia ST MM selaku ketua PKK sekaligus Bunda PAUD Kabupaten Aceh Tamiang dan pegiat literasi dan juga pembina Ruman (Rumah Baca Aneuk Nanggroe) Aceh, Ahmad Arif.
Dalam materinya tentang penguatan literasi digital menuju Aceh carong kembali, Nazaruddin Musa mengingatkan pentingnya literasi digital bagi masyarakat.
Menurut Nazar, literasi merupakan gerakan global. Makanya ada International Literacy Day yang menyoroti pentingnya literasi bagi individu, komunitas dan tidak hanya untuk memerangi buta huruf tetapi juga untuk mempromosikan literasi sebagai alat yang dapat memberdayakan masyarakat luas.
“Islam pernah jaya dengan kekuatan literasi. Buktinya banyak sekali kitab atau manuskrip yang ada dan juga para intelektual Muslim yang sangat terkenal.Contohnya para pakar Islam seperti Ibnu Sina dengan ilmu kedokteran dan Al-Biruni dengan Fisika,” kata Nazar di hadapan 150 peserta yang berhadir.
Lebih lanjut, dosen tetap prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini menjelaskan bahwa peningkatan literasi diharapkan dapat menumbuhkan budaya membaca dan menulis serta yang bermuara pada terciptanya pembelajaran sepanjang hayat.
“Melalui literasi digital diharapkan akan terbentuk karakter generasi muda yang lebih baik, dan tentu juga peka dan update dengan perkembangan teknologi,” kata Nazar seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Selain itu, kata Nazar, khusus untuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam pelaksanaanya perlu melibatkan semua warga sekolah, guru, peserta didik, orang tua/wali murid, dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan sehingga membutuhkan dukungan kolaboratif berbagai elemen.