Ahad 22 May 2022 13:13 WIB

Ini Alasan Masyarakat Tetap Pakai Masker Meski Sudah Ada Pelonggaran

Bagi sebagian orang memakai masker seperti sudah menjadi bagian dari fashion.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah warga tidak mengenakan masker beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (18/5/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan Indonesia resmi masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Kondisi itu ditandai dengan sejumlah relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan Covid-19 seperti penghapusan kebijakan pemeriksaan PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan, serta memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga tidak mengenakan masker beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Rabu (18/5/2022). Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan Indonesia resmi masuk masa transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19. Kondisi itu ditandai dengan sejumlah relaksasi aktivitas masyarakat dan protokol kesehatan Covid-19 seperti penghapusan kebijakan pemeriksaan PCR atau antigen bagi pelaku perjalanan, serta memperbolehkan masyarakat untuk tidak memakai masker di ruang terbuka. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo telah mengizinkan masyarakat membebaskan diri dari kewajiban memakai masker di ruangan terbuka. Meski kebijakan bebas masker ini telah berlaku sejak Rabu (18/5/2022) lalu, tapi masih banyak masyarakat yang enggan melepaskan masker mereka. 

Di Kota Bandung, menurut pantauan Republika.co.id, masih banyak masyarakat yang tetap mengenakan masker di ruang terbuka yang tidak terlalu ramai. Hal serupa juga ditemui di jalan-jalan Kota Bandung, dimana pengendara masih setia mengenakan masker mereka. 
 
Menurut Sosiolog Universitas Indonesia Dr. Ricardi S. Adnan, fenomena ini dapat disebabkan oleh tiga hal. Pertama, masker telah menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari masyarakat, merujuk pada aturan wajib masker yang telah dijalani selama dua tahun terakhir. 
 
“Karena telah menggunakan selama kurang lebih dari dua tahun, ini (mengenakan masker) menjadi sebuah kebiasaan. Sehingga jika tidak mengenakannya di area publik akan timbul rasa risih atau tidak nyaman,” kata Dr. Ricardi saat dihubungi, Ahad (22/5/2022). 
 
Alasan kedua adalah masih banyaknya masyarakat yang belum sepenuhnya yakin bahwa pandemi telah berakhir. Ketidakyakinan ini, membuat masyarakat enggan menurunkan tingkat kewaspadaan mereka atas resiko penularan Covid-19, salah satunya dengan tetap mengenakan masker. 
 
“Terakhir, ada sebagian orang yang tetap mengenakan masker karena alasan pribadi, misalnya karena memang memiliki alergi debu atau menghindari polusi,” sambung dosen Fakultas Sosiologi Universitas Indonesia itu. 
 
Sementara itu, Arvi (23 tahun) mengaku alasannya hingga saat ini masih enggan melepaskan masker, karena sudah terbiasa. Menurutnya kini masker bukan hanya sebagai alat untuk memproteksi diri dari virus Covid-19, tapi juga sebagai fashion
 
“Sudah terbiasa, jadi agak aneh dan agak kurang pede (percaya diri) kalau tidak pakai,” ujar wanita asal Arcamanik, Kota Bandung itu. 
 
Hal serupa juga diungkapkan Maurina. Wanita asal Kuningan itu mengaku sempat canggung saat harus membuka masker di ruang publik. “Rasanya kaya lagi buka aurat. Mungkin karena terlalu terbiasa tertutup (wajahnya) ya, apalagi di tempat umum,” ucap wanita berusia 25 tahun itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement