Kamis 19 May 2022 21:34 WIB

Kebijakan Pelonggaran Masker yang Dinilai Tepat oleh IDI Hingga Ahli

Namun, IDI mengingatkan masyarakat hanya boleh melepas masker di ruang terbuka.

Wisatawan berjalan-jalan tanpa menggunakan masker di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan berjalan-jalan tanpa menggunakan masker di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Fauziah Mursid

Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai bahwa kebijakan pemerintah tentang pelonggaran penggunaan masker sudah tepat. Mengingat, risiko penularan Covid-19 di Tanah Air saat ini rendah.

Baca Juga

"Setuju, karena memang risiko penularan COVID-19 sekarang di Indonesia rendah sekali," kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban, Kamis (19/5/2022).

Rendahnya risiko penularan Covid-19 di Indonesia terlihat dari menurunnya kasus baru Covid-19, positivity rate yang berada di bawah tiga persen serta kasus aktif yang terus berkurang. Selain itu, sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini sudah jarang merawat pasien Covid-19.

"Rumah sakit rumah sakit rujukan Covid-19 sekarang sepi banget, banyak yang kosong, tidak ada pasien Covid-19 yang dirawat," katanya.

Selain itu, persentase warga yang sudah divaksinasi juga telah mencapai lebih dari 70 persen dari total target sasaran. "Untuk usia lanjut, (vaksinasi) masih harus ditambah. Untuk booster (penguat), masih diperlukan, tapi keseluruhannya kita sudah mencapai target," kata Zubairi.

Namun demikian, pihaknya mengingatkan masyarakat tidak bebas melepas masker dalam setiap kondisi. Masker hanya boleh dilepas bila berada di tempat terbuka yang tidak terdapat kerumunan.

"Kalau banyak kerumunan, ya kita harus tetap pakai masker," kata dia.

Virolog dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr. Daniel Joko Wahyono MBiomed juga menilai, kebijakan pemerintah dalam pelonggaran terbatas penggunaan masker di area terbuka sudah tepat. Dasarnya, kasus Covid-19 di Tanah Air mulai terkendali.

"Kebijakan pemerintah sudah tepat terkait pelonggaran terbatas dalam pembatasan masyarakat, terutama soal penggunaan masker di area terbuka," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Kendati demikian, dosen Fakultas Biologi Unsoed yang mengajar mata kuliah virologi itu juga menambahkan, bahwa kebijakan tersebut harus bersifat dinamis. "Seyogiyanya kebijakan ini perlu juga bersifat dinamis, seandainya terjadi lonjakan kasus baru Covid-19 akibat adanya varian baru di kemudian hari, maka perlu diberlakukan kembali kewajiban penggunaan masker di area terbuka," katanya.

Bagaimanapun, kata dia, penggunaan masker masih sangat bermanfaat sebagai tindakan preventif untuk mencegah berbagai penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat virus lainnya yang cukup serius. "Masker masih sangat bermanfaat mencegah berbagai penyakit baik pada anak-anak maupun orang tua, serta bagi mereka yang kekebalan tubuhnya lemah," katanya.

Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan meskipun saat ini pemerintah melonggarkan kebijakan pemakaian masker di area terbuka. Namun, masyarakat dinilainya masih perlu disiplin menerapkan protokol kesehatan di ruang tertutup.

"Tentunya di area tertutup masih perlu disiplin menerapkan protokol kesehatan dan memakai masker, khususnya bagi mereka yang mempunyai komorbid, serta bagi lansia dan mereka yang sedang batuk dan pilek," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement