Kamis 19 May 2022 10:39 WIB

Petugas Imigrasi Singapura Mencekal UAS Sembari Meminta Maaf dan Mencium Tangannya

Menyoal “Deportasi” UAS dan Tuduhan Serius Otoritas Singapura

Ustadz Abdul Somad (UAS) dan tim melakukan perjalanan dakwah pedalaman di Bengkalis, Riau, pada Senin-Selasa, 20-21 September 2001
Foto:

Soal sebutan Kafir 

Apa alasan sekaligus tuduhan  Pemerintah Singapura menolak UAS masuk Singapura  yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) di  situs resminya (17/5), terangkum dalam tiga point berikut.

1. Kementerian Dalam Negeri (MHA) memastikan bahwa ustadz Abdul Somad Batubara (Somad) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada 16 Mei 2022 dari Batam dengan enam pendamping perjalanan. Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan ke feri untuk kembali ke Batam pada hari yang sama.

2.Somad dikenal sebagai penyebar ajaran ekstremisme dan ajarannya menimbulkan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura. Misalnya, Somad pernah berkotbah soal bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'. Dia juga membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal 'jin (roh/setan) kafir'. Selain itu, Somad secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai 'kafir' (kafir).

3.Masuknya pengunjung ke Singapura tidak otomatis bukan pula menjadi haknya. Setiap kasus dinilai berdasarkan rekam jejaknya. Sementara Somad berusaha memasuki Singapura dengan berpura-pura dalam rangka kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius siapa pun yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.

Pernyataan MHA yang tidak disertai data atau bukti-bukti. membuat UAS meradang. Contoh tuduhan menyebut Kafir untuk Non Muslim. Non Muslim memang disebut Kafir, dan itu tidak mengimpresikan hal buruk atau negatif. Perkataan kafir menjadi negatif justru kalau ditujukan kepada sesama Muslim. "Serajin apa PNS Kementerian Luar Negeri Singapura  nonton tausiyah UAS?  Siapa mengompor-ngompori?".

UAS tidak jadi masuk Timor Leste karena  sejam sebelum landing masuk fax dari Jakarta, UAS terroris.

UAS diusir dari Swiss karena ada fax dari Jakarta, dikirim gambar UAS pernah diusir ceramah di Amsterdam. Siapa ngirim fax dari Jakarta? 

Sejarah akan membuktikan, memperlihatkan sampah- sampah sejarah," paparnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement