Sabtu 14 May 2022 11:17 WIB

Menlu Retno Hadiri Pertemuan Menlu G7

Pertemuan Menlu G7 adalah yang pertama dalam presidensi G20 secara kelompok.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) bertemu menteri luar negeri G7 dalam kapasitas Indonesia sebagai Presiden G20.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah) bertemu menteri luar negeri G7 dalam kapasitas Indonesia sebagai Presiden G20.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menghadiri pertemuan Menlu G7 secara virtual pada Jumat (13/5/2022) waktu Amerika. Kehadiran Retno dalam kapasitas Indonesia sebagai Presiden G20 dan memenuhi undangan Jerman yang memegang presidensi G7 tahun ini.

Ini merupakan pertemuan pertama presidensi G20 dengan G7 secara kelompok pada tingkat Menlu. Sebelumnya, pendekatan dilakukan dengan masing-masing negara anggota G20, baik dari G7 maupun non G7.

Baca Juga

Pertemuan tersebut membahas dua isu penting, di antaranya isu ketahanan pangan akibat perang di Ukraina, dan isu G20. Dalam isu ketahanan pangan, Retno menyampaikan bahwa perang di Ukraina telah berdampak pada ketahanan pangan global.

"Dampak ini sangat dirasakan, terutama oleh negara berkembang. Oleh karenanya, upaya harus dilakukan agar isu kelangkaan dan harga pangan yang tinggi dapat dicegah, termasuk tidak memasukkan pangan dalam sanksi," ujar Retno kepada Menlu G7 dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI Sabtu (14/5/2022).  

Indonesia juga mengingatkan mengenai pentingnya pupuk, sebagai bagian upaya menjaga ketahanan pangan. Sementara terkait G20, negara-negara G7 memahami situasi kompleks dan sulit yang dihadapi saat ini.

Semua Menlu G7 pun memberikan dukungan terhadap presidensi Indonesia. Pertukaran pandangan antara Menlu RI dan Menlu G7 dalam pertemuan tersebut berjalan sangat positif. Tidak ada satupun yang menginginkan G20 terpecah, dan diskusi dilaksanakan dengan semangat untuk mencari solusi terhadap situasi yang tidak mudah saat ini.

Retno juga menyampaikan undangan kepada para Menlu G7 untuk hadir pada pertemuan Menlu G20 di Bali pada Juli mendatang. Hal ini untuk melanjutkan diskusi secara terbuka dan konstruktif.

Bertemu Blinken

Pada hari yang sama, Retno juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu AS, Anthony Blinken. Keduanya membahas kerja sama bilateral, regional, dan berbagai isu global yang menjadi perhatian bersama.

Blinken menyampaikan apresiasi atas peran dan kepemimpinan Indonesia baik sebagai koordinator kemitraan ASEAN-AS maupun kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan beberapa isu global seperti Afghanistan. Dalam kerja sama bilateral, kedua Menlu sepakat untuk meningkatkan kerja sama kesehatan, terutama dalam kerangka kesiapan menghadapi potensi pandemi di masa datang.

"Indonesia dan Amerika Serikat, menyambut baik peningkatan status kemitraan ASEAN-AS menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif," kata Retno.

Menlu AS menjelaskan mengenai inisiatif Indo-Pacific Economic Partnership (IPEF) yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Indonesia sampaikan harapan agar IPEF dapat saling melengkapi dan di-sinergikan dengan implementasi prioritas kerjasama dalam ASEAN Oulook on the Indo-Pacific (AOIP). Dalam pembahasan isu global, kedua Menlu bertukar pandangan tentang situasi di Ukraina, dan Afghanistan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement