Jumat 13 May 2022 17:06 WIB

PAM Tirta Kahuripan Tempuh Sejumlah Langkah Atasi Keruh Sungai Cikeas

PDAM Tirta Kahuripan menggunakan bahan kimia alternatif dalam proses produksi air.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas mengawasi pengolahan air bersih (ilustrasi). Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan menempuh beberapa langkah dalam memproduksi air bersih akibat kekeruhan di Sungai Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Petugas mengawasi pengolahan air bersih (ilustrasi). Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan menempuh beberapa langkah dalam memproduksi air bersih akibat kekeruhan di Sungai Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan menempuh beberapa langkah dalam memproduksi air bersih akibat kekeruhan di Sungai Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Untuk mengantisipasi dampak kekeruhan di Sungai Cikeas, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah melakukan beberapa upaya," ungkap Direktur Operasional Tirta Kahuripan, Tedi Kurniawan di Bogor, Jumat (13/5/2022).

Baca Juga

Beberapa langkah yang dilakukan Tirta Kahuripan seperti berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk meminimalisir pembangunan di bagian hulu sungai sebagai sumber air baku. Kemudian menggunakan bahan kimia alternatif dalam proses produksi air sehingga proses produksi bisa lebih maksimal.

Selanjutnya, membentuk tim reaksi cepat untuk antisipasi pengaliran air saat tingkat kekeruhan air tinggi. Langkah lainnyamenanggulangi sementara kebutuhan air bersih melalui pendistribusian air bersih mobil tangki.

Terakhir, membangun bangunan pra sedimentasi dengan kapasitas yang lebih besar di Instalasi Pengolahan Air (IPA). "Upaya lain yang akan ditempuh adalah membangun sumur bor di beberapa lokasi sebagai alternatif sumber air baku pengolahan air bersih selain Sungai Cikeas," terang Tedi.

Ia berharap, berbagai strategi tersebut dapat berjalan dengan lancar sehingga ke depan pelayanan di wilayah Cileungsi dan Jonggol dapat kembali normal seperti yang diharapkan oleh pelanggan. Tedi mengakui beberapa waktu terakhir ini pelayanan air bersih dari perusahaan milik Pemkab Bogor ini di wilayah timur Kabupaten Bogor mengalami gangguan pengaliran akibat Sungai Cikeas mengalami kekeruhan tinggi.

"Dari hasil pemantauan diketahui Sungai Cikeas sering mengalami kekeruhan tinggi disebabkan adanya pembangunan beberapa perumahan di bagian hulu Sungai Cikeas," paparnya.

Kekeruhan tinggi Sungai Cikeas itu menyebabkan terjadinya limpasan lumpur tanah setiap terjadi hujan di hulu sungai. Hal itu berpotensi menyebabkan proses produksi air bersih di IPA Gunungputri milik Tirta Kahuripan tidak maksimal.

Tingkat kekeruhan Sungai Cikeas bisa mencapai 10.000 NTU, sedangkan untuk proses produksi normalnya membutuhkan tingkat kekeruhan air kurang dari 1000 NTU.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement