Jumat 13 May 2022 05:35 WIB

Alasan Golkar-PAN-PPP Berkoalisi Lebih Dini

Elite Golkar, PAN, dan PPP bersepakat untuk berkoalisi di Pemilu 2024.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan), Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kiri) dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, bertemu dan sepakat membangun koalisi gagasan.
Foto:

Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli menilai terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan sesuatu yang bagus. Pasalnya, koalisi tersebut merupakan pertemuan antara kelompok nasionalis dan Islam.

"Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu tersebut bagus karena bertemunya kelompok nasionalis dan kelompok Islam," ujar Romli saat dihubungi, Jumat (13/5/2022).

Koalisi Indonesia Bersatu, nilai Romli, kemungkinan besar akan mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon presiden (capres). Mengingat partai berlambang pohon beringin itu memiliki suara tertinggi ketimbang PAN dan PPP.

"Wajar jika koalisi ini juga mengusung Airlangga Hartarto, karena ia Ketum Golkar pemilik kursi mayoritas dalam koalisi tersebut. Dengan terbentuknya koalisi ini, maka peluang adanya tiga pasang kandidat cukup besar," ujar Romli.

Kendati demikian, ia melihat bahwa dinamika akan semakin menarik ketika Koalisi Indonesia Bersatu menentukan calon wakil presiden (cawapres) dari Airlangga. Pasalnya, ada kepentingan dari PAN dan PPP untuk mendorong kadernya menjadi pendampingnya.

PAN dan PPP adalah partai dengan basis kelompok Islam yang kerap disebut tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen oleh banyak lembaga survei. Jika kadernya dapat menjadi cawapres dari Airlangga, itu akan menghadirkan efek ekor jas atau coattail effect untuk partainya menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Bila ini menjadi alasan mereka, maka kandidat non partai bisa berguguran, tidak jadi calon meski popularitas dan elektabilitas signifikan. Jadi pertimbangan pencalonan tersebut bisa jadi hitung-hitungannya tidak sekedar untuk menang pilpres, tapi juga dampak coattail effect bagi partainya," ujar Romli.

Terbentuknya Koalisi Indonesia Bersatu, kata Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily lewat keterangannya, Jumat, adalah bentuk komitmen ketiga partai untuk membangun ide demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Apalagi Partai Golkar, PAN, dan PPP telah memiliki pengalaman dalam dinamika politik dan pemerintahan.

Pemilu 2019 harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, bahwa pembelahan sosial dan polarisasi tak boleh kembali terjadi pada 2024. Hal itulah yang berusaha dicegah oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP.

"Kami ingin pemilu menjadi ajang kontestasi ide, gagasan, track record, dan prestasi," ujar Ace.

"Tujuan kita satu, menjadikan Indonesia yang lebih makmur, lebih kaya, dan lebih maju di masa depan. Kalaupun ada persaingan, maka bentuknya harus friendly competition," sambung Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.

 

photo
Empat Tantangan Partai Islam - (infografis republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement