REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melaporkan seorang bocah yang sempat dirawat di rumah sakit karena diduga terjangkit hepatitis akut misterius, meninggal dunia. Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubisdi Medan, Selasa (10/5/2022), mengatakan bocah itu meninggal di Rumah Sakit Elisabeth dengan gejala hepatitis, seperti mual, muntah, diare, dan demam.
"Satu anak yang dirawat di RS Elisabeth meninggal dunia. Pasien meninggal sebelum diperiksa darah, tinja, urine, dan 'swab' (tes cepat) adenovirusnya," katanya.
Ia mengatakan satu pasien anak lain yang juga diduga terinfeksi hepatitis misterius saat ini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan. Pihaknya juga sudah mengambil sampel pemeriksaan virus untuk diperiksa di Jakarta."Sudah diambil spesimennya," ujarnya.
Sementara itu Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anggraini Alam memastikan, vaksinasi Covid-19 tak menyebabkan penyakit hepatitis akut. "Sudah terbukti kalau di Amerika itu setelah dilakukan pemeriksaan semua anak tidak ada yang pernah terinfeksi Covid-19," kata Anggraini dalam diskusi daring, Selasa (10/5/2022).
Rata-rata, anak yang terkonfirmasi hepatitis akut misterius belum pernah menerima vaksin Covid-19 dan tidak pernah terpapar Covid-19. Bahkan, 75 persen kasus konfirmasi hepatitis akut di Inggris adalah balita yang memang belum mendapatkan vaksin.
"Jadi dari pendahuluan ini pun bisa dipastikan tidak berhubungan sama sekali kalau vaksin Covid-19 menyebabkan hepatitis misterius," kata dia.
Anggraini juga membantah adanya anggapan hepatitis akut misterius yang menyerang anak berasal dari vaksin Covid-19 yang diterima orang tua mereka. Sebab belum ada bukti pasti hepatitis bisa menyerang anak hanya karena orang tua mereka divaksin Covid-19.