REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Pemerintah Pusat membuka jalur penyeberangan alternatif bagi pemudik balik dari Sumatra ke Jawa di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. Jalur penyeberangan alternatif ini untuk mengantisipasi terjadinya kepadatan kendaraan dan antrean panjang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan.
Pelabuhan Panjang menyediakan enam kapal motor penumpang (KMP) bagi pemudik pejalan kaki dan kendaraan besar dan kecil. Pelabuhan ini bukan 24 jam selama arus balik mulai Rabu (4/5/2022) sampai Ahad (8/5/2022). Harga tiket penyeberangan sama dengan penerapan di Pelabuhan Bakauheni. Jarak tempuh mencapai 7,5 jam ke Pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten.
Terdapat tiga dermaga di Pelabuhan Panjang, yakni A, B, dan C. Enam kapal tersebut dapat mengangkut kendaraan besar dan kecil mencapai 1.500 sampai 4.000 kendaraan. Jadwal keberangkatan enam kapal tersebut yakni pukul 2.00, 4.00, 8.00, 12.00.
Meski sudah tersedia pelayaran alternatif selain di Pelabuhan Bakauheni, para pemudik balik lebih banyak memilih ke Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberang ke Merak. Masih banyak pemudik berkendaraan yang tidak mendapatkan informasi yang jelas terkait dengan keberadaan Pelabuhan Panjang sebagai alternatif penyeberangan.
“Kami malah tidak tahu, kalau ada Pelabuhan Panjang dapat melayani pemudik balik ke Jawa,” kata Krisna (45 tahun), pemudik balik dari Palembang tujuan Bekasi, Jawa Barat, Kamis (5/5/2022).
Ia mengatakan, dari Jalan Tol Trans Sumatra dari Kota Palembang langsung menuju Pelabuhan Bakauheni untuk menyeberang ke Pelabuhan Merak, Banten. Menurut dia, sebelum berangkat ia telah mendapat informasi kalau Pelabuhan Bakauheni masih belum ramai dan padat kendaraan, jadi langsung ke Bakauheni.
Dian (38 tahun), pemudik dari Palembang tujuan Yogyakarta, juga belum mengetahui persis adanya pelabuhan penyeberangan alternatif selain Bakauheni. Ia dan keluarga memilih jalur yang aman saja melalui jalan tol menuju Pelabuhan Bakauheni.“Kalau keluar jalan tol ke Kota Bandar Lampung lebih repot. Masih mendingan langsung ke Pelabuhan Bakauheni satu kali jalan,” tutur ibu tiga anak pegawai negeri ini.
Pemudik balik yang menggunakan jalur penyeberangan alternatif di Pelabuhan Panjang, rata-rata diminati pemudik bermotor. Sedangkan pemudik menggunakan mobil dari sejumlah kota di Sumatra yang melintas di jalan tol lebih memilih langsung ke Bakauheni.“Motor banyak, kalau mobil pemudik yang masuk Pelabuhan Panjang juga banyak, cuma yang tahu saja,” kata Hasri, petugas di Pelabuhan Panjang.