Rabu 04 May 2022 08:10 WIB

Menhub Siapkan Ciwandan untuk Menerima Kedatangan Kapal dari Pelabuhan Panjang

Pelabuhan Panjang disiapkan untuk mengurai kepadatang arus balik di Bakauheni.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Sebuah kendaraan bersiap menaiki kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, Ahad (1/5/2022). Arus mudik pada H-1 lebaran di Pelabuhan Merak terpantau lengang dan tidak ada penumpukan kendaraan maupun penumpang.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Sebuah kendaraan bersiap menaiki kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Banten, Ahad (1/5/2022). Arus mudik pada H-1 lebaran di Pelabuhan Merak terpantau lengang dan tidak ada penumpukan kendaraan maupun penumpang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pihaknya akan melakukan suatu pergerakan dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Ciwandan pada arus balik. Kebijakan ini untuk mengurangi tekanan di Pelabuhan Merak saat menerima arus balik Lebaran 2022.

Kemenhub sudah membahas hal tersebut dengan Pelindo dan stakeholder di Lampung untuk memastikan Pelabuhan Panjang sebagai alternatif titik kedua apabila terjadi kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.

Baca Juga

“Tapi kita juga harus memberikan kepastian untuk pemilik bisnis dari Panjang ke Ciwandan oleh karenanya kita akan bagi beberapa di Bakauheni dan Panjang. Kita harus membuat proyeksi apple to apple berapa yang akan berangkat. Walaupun jumlahnya tidak besar paling tidak kita punya ruang,” tutur Menhub, Rabu (4/5/2022).

Adapun dalam mengatur lalu lintas menuju Pelabuhan Panjang, Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi meminta Kapolda Lampung agar menyesuaikan fasilitas yang akan digunakan dalam penyebrangan dari Bakauheni. Hal ini untuk memastikan dermaga mana saja yang akan digunakan.

“Sehingga nanti pengaturan sudah dari pintu depan, sebelum ada di pelabuhan masing-masing. Kemudian kami menyampaikan manajemen di pelabuhan, kami sangat berharap kecepatan pelayanannya sehingga waktu bongkar muat dan lainnya bisa mempersingkat proses menuju penyebrangan ke Banten,” ujar Firman.

Pemerintah sengaja membuka jalur alternatif penyebrangan dari Sumatra ke Jawa melalui Pelabuhan Panjang di Lampung. Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi kepadatan penumpang pada arus balik di Pelabuhan Bakauheni. Sebab, berdasarkan catatan Kementerian Perhubungan, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan penyebrangan melebihi penumpang di transportasi umum lain. Yakni mencapai 1,6 juta penumpang, baik itu di Pelabuhan Bakauheni maupun di Pelabuhan Merak.

Sejauh ini, rekayasa dan antisipasi dengan berbagai langkah sudah dilakukan untuk mengurai kepadatan. Namun jumlah arus balik dikhawatirkan akan melebihi angka mudik.

“Untuk itu, Pelabuhan Panjang bisa kita jadikan alternatif. Kita juga akan lakukan skenario untuk merespons perubahan perilaku pemudik tahun ini dibanding tahun 2019 sehingga penanganan kita bisa lebih cermat dan memuaskan bagi para pemudik,” ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Menko PMK menyebut, informasi terkait penggunaan dan lalu lintas Pelabuhan Panjang sebagai tambahan Pelabuhan Bakauheni perlu diperjelas dan diintegrasikan. Sehingga nanti data dan informasinya hanya satu dan kedepan bisa mempermudah untuk mengambil keputusan lain.

“Lebih baik kita berlebih dalam menyiapkan skenario ini daripada kita mepet dan terjadi anomali yang tidak kita duga,” ujar Menko PMK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement