Kamis 28 Apr 2022 15:41 WIB

Survei Indikator: Mayoritas Responden Sebut Kondisi Ekonomi Nasional Buruk

Responden yang mempersepsikan kondisi ekonomi buruk atau sangat buruk 36,3 persen.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Direktur Eksekutif Indikator Poitik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.
Foto: Darmawan / Republika
Direktur Eksekutif Indikator Poitik Indonesia Burhanuddin Muhtadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indikator Politik merilis hasil survei nasional terbaru bertajuk 'Persepsi Publik terhadap Kinerja Lembaga Penegak Hukum dalam Pemberantasan Korupsi'. Hasilnya, responden yang menyebut kondisi ekonomi nasional buruk atau sangat buruk lebih banyak.

Sebanyak 30,6 persen responden menyebut kondisi ekonomi buruk. Sedangkan 5,7 persen responden lain menyebut kondisi ekonomi sangat buruk. Total responden yang mempersepsikan kondisi ekonomi buruk atau sangat buruk sebesar 36,3 persen.

"Kalau kita lihat masih banyak yang mengatakan kondisi ekonomi nasional buruk," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya secara daring, Kamis (28/4/2022).

Sementara itu hanya 33,1 persen yang menyebut kondisi ekonomi nasional baik dan sangat baik. Rinciannya, sebanyak 31,5 persen responden mengatakan kondisi ekonomi nasional baik, dan hanya 1,6 persen responden mengatakan sangat baik. 

"Meskipun masih lebih banyak yang mengatakan kondisi ekonomi nasioal buruk, tetapi tren kenaikan persepsi negatif ekonomi nasional itu berhenti di bulan April, 20-25 April," ujar Burhanuddin. 

Untuk diketahui survei dilakukan 20-25 April 2022. Survei menggunakan metode wawancara via telepon. 

Survei dilakukan terhadap 1.219 warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

Responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error diperkirakan plus minus 2,9 persen. pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement