REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta kepada masyarakat agar tidak memilih berangkat mudik pada saat waktu-waktu puncak arus. Menurutnya, waktu sembilan hari menuju Lebaran 2022 yang masih panjang ini bisa dipertimbangkan untuk menjadi waktu berangkat mudik guna meminimalisasi beban arus kemacetan ketika mendekati Lebaran.
"Jangan ramai-ramai mengambil mudiknya pada puncak mudik," kata Muhadjir usai melaksanakan rapat koordinasi persiapan mudik di Kantor Jasa Marga Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (23/4/2022).
Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar lebih dini melakukan mudik guna menghindari puncak arus mudik sehingga kemacetan diperkirakan bakal terjadi dapat diminimalisasi. Dia pun juga mengimbau kepada masyarakat untuk menyiapkan seluruh aspek sebaik-baiknya sebelum melakukan mudik, termasuk dalam berperilakunya, baik dalam perjalanan maupun di tempat tujuan.
Para pemudik, kata dia, jangan membawa oleh-oleh virus Covid-19 ke tempat tujuan mudik. Karena itu, masyarakat perlu memenuhi vaksinasi dosis ketiga sebelum berangkat mudik.
"Sekarang masih dibuka sangat lebar di gerai-gerai, setelah tarawih, yang mau mudik belum booster, segeralah mudik, supaya mudik selamat, mudiknya jadi gembira," kata dia.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan dirinya telah meminta kepada para perusahaan untuk memberikan tunjangan hari raya (THR) kepada para pegawainya lebih awal. Karena menurutnya jika THR diberikan lebih awal, maka masyarakat akan memilih mudik lebih awal.
Dengan demikian, kemacetan arus mudik saat puncaknya dapat diminimalisasi. "Kalau THR diberikan lebih awal, mereka juga akan pulang lebih awal, Jawa Barat memang buruhnya sangat banyak karena pabriknya sangat banyak," kata Uu.