Jumat 22 Apr 2022 14:38 WIB

Capaian Imunisasi di Jabar Belum Mencapai Target

Jabar targetkan 95 persen balita sudah diimunisasi campak, rubela, BCG, polio.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ilham Tirta
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin measles rubella sebelum disuntikkan kepada siswa sekolah dasar kelas 1 (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Fauzan
Seorang tenaga kesehatan menyiapkan vaksin measles rubella sebelum disuntikkan kepada siswa sekolah dasar kelas 1 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Capaian imunisasi di Jawa Barat masih belum mencapai target. Kondisi ini, diperparah dengan situasi pandemi virus corona yang belum berakhir.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Nina Susana Dewi, pihaknya menargetkan 95 persen balita di wilayahnya sudah diimunisasi dasar seperti campak rubela, BCG, dan polio. Namun, hingga saat ini belum tercapai terutama akibat pandemi ini. Di Jabar, ada 11 Kabupaten/Kota yang cakupan imunisasinya masih kecil.

Baca Juga

"Jadi jumlahnya masih di bawah 90 persen walaupun sudah di atas 80 persen," ujar Nina, di acara Jabar Punya Informasi yang mengangkat tema Pekan Imunisasi Dunia (PID) di Gedung Sate, Bandung, Jumat (22/4/2022).

Nina menjelaskan, imunisasi merupakan kewajiban bagi anak balita apalagi yang baru lahir. Hal ini, sesuai dengan aturan, karena kewajiban imunisasi sangat diperlukan untuk kesehatan anak. "Imunisasi itu untuk membentuk antibodi di tubuh. Untuk kekebalan tubuh," katanya.

Menurutnya, hampir semua balita yang diimunisasi akan membentuk kekebalan komunal sehingga bisa meminimalisasi risiko penyebaran penyakit tersebut. "Kalau kita tidak imunisasi, akan besar risiko terkena penyakitnya," katanya.

Karena itu, Nina mengajak masyarakat tidak ragu memberikan imunisasi pada anak. "Ini penting, untuk kesehatan kita semua. Dan imunisasi itu aman, tidak berbahaya, tidak ada yang meninggal karena imunisasi," katanya.

Di tempat yang sama, Asisten Daerah Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika meminta pemerintah daerah aktif dalam mendata perkembangan anak, termasuk menyangkut imunisasi. Menurutnya, aparat terbawah seperti di tingkat desa harus memiliki data dan informasi balita mana saja yang sudah dan belum diimunisasi.

"Kita pastikan agar imunisasi ini bagian penting dari tumbuh kembang anak, agar mereka jadi bagian dari yang berkualitas. Para kades harus pastikan anak-anaknya (balita) ada berapa, berapa yang sudah diimunisasi dan di mana saja," katanya.

Sementara menurut Ketua TP PKK Jawa Barat, Atalia Praratya, orang tua tidak perlu khawatir dalam mengimunisasikan anaknya. Ia juga memastikan hal tersebut sangat penting untuk kesehatan anak.

Atalia menceritakan pengalaman langsung terkait pentingnya imunisasi. "Jadi, anak yang sebelum diimunisasi punya banyak penyakit, ada infeksi, setelah diimunisasi lengkap, kini sehat, kekebalan tubuhnya kuat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement