Jumat 22 Apr 2022 08:47 WIB

Kapan Dunia Hentikan Standar Ganda? Ramai Bela Ukraina Tapi Bisu Terhadap Palestina

Dunia Barat bisu saat kekerasan dialami oleh warga Palestina akibat serangan Israel.

Jamaah Muslim yang dibungkus dengan bendera Palestina berdoa selama bulan suci Ramadhan di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Jumat, 15 April 2022.
Foto:

Ketua Umum PP Muhammadiyah, KH. Haedar Nashir pada awal pekan ini menyesalkan standar ganda negara-negara yang selama ini mengusung HAM, termasuk lembaga, dan forum-forum agama yang mengusung perdamaian. Dunia Barat berteriak lantang atas perang di Ukraina, namun diam dan tak bereaksi atas agresi Israel di Palestina.

"Lembaga-lembaga dan para aktivis HAM di seluruh dunia pun nyaris bisu. Bila ada satu peristiwa dengan korban kecil di suatu negara selalu mudah menjadi isu dunia sebagai pelanggaran HAM, namun tidak berlaku bagi Israel," tegas Haedar dalam keterangannya, Ahad (17/4/2022).

Menurut Haedar, kelompok-kelompok pengusung perdamaian dunia dan forum-forum agama-agama nyaris bisu bila menyangkut Israel, seolah semua serangan demi serangan fisik itu menjadi lumrah. Penyuara anti-radikalisme dan anti-terorisme pun tidak terdengar sikap garangnya bila menyangkut tindakan super-radikal dan super-teror Zionis Israel.

Menurut Haedar, inilah ironi dunia global saat ini. Padahal sejatinya serangan demi serangan Israel terhadap wilayah dan bangsa Palestina sama dengan menyerang brutal dan menghancurkan peradaban dunia.

“Karena yang diserang ialah manusia, kebebasan, hak, dan eksistensi hidup sebuah bangsa yang semestinya menikmati kemerdekaannya secara leluasa,” imbuhnya.

Haedar juga bertanya tentang konsistensi negara-negara besar dunia dan lembaga HAM yang masih saja membiarkan Israel untuk menyerang, menyerbu, menginvasi, mengaresi, dan menindas bangsa lain. Dia juga membandingkan dengan kejadian di Irak era Saddam Hussein menginvasi Kuwait, menurutnya waktu itu negara-negara sekutu Eropa sigap menghancurkan Irak hingga nasibnya nestapa sampai saat ini.

Begitu pun bila ada invasi atau pelanggaran HAM berat di suatu negara, banyak suara menentang dan mengecam. “Namun Israel kekecualian. Inilah nestapa dan kelumpuhan peradaban dunia modern saat ini”.

Konflik teranyar Palestina-Israel juga menyulut kritik dari Pemerintah Iran kepada beberapa negara Arab yang belakangan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran Saeed Khatibzadeh mengungkapkan, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian telah mengirim surat ke Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait perkembangan situasi di Al-Aqsa. Abdollahian juga melakukan pembicaraan ekstensif dengan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

“Melanggar kesucian Masjid Al-Aqsa dan menyerang jamaah adalah hasil normalisasi yang keterlaluan,” kata Abdollahian kepada Haniyeh, dilaporkan laman Middle East Monitor, Senin (18/4/2022).

Kepada Abdollahian, Haniyeh mengatakan bahwa rakyat Palestina hanya memiliki dua pilihan, yakni menerima Yudaisasi Al-Aqsa atau melawan entitas Zionis. “Rakyat Palestina dan faksi-faksi perlawanan memilih jalan perlawanan,” ujar Haniyeh.

 

 

In Picture: Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Kompleks Masjid Al Aqsa

photo
Pramuka Palestina memainkan musik saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, Selasa, 19 Oktober 2021. - (AP/Mahmoud Illean)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement