REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS - Sejumlah pengusaha jenang di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mulai meningkatkan produksi, seiring diizinkannya mudik Lebaran. Produksi jenang ditingkatkan selama ini makanan khas Kudus itu banyak diburu sebagai oleh-oleh.
Pemilik UD Jenang Muria Kudus Masdiki mengakui menyambut libur Lebaran produksi jenang di tempat usahanya dinaikkan karena permintaan dari berbagai daerah mulai mengalir. "Pengalaman sebelum masa pandemi, jenang Kudus memang dijadikan oleh-oleh saat Lebaran sehingga permintaan selalu naik. Karena tahun ini diperbolehkan mudik, produksinya juga dinaikkan," ujarnya di Kudus, Sabtu (16/4/2022).
Kenaikan produksi jenang dimulai sejak pekan pertama bulan puasa dari sebelumnya sekali produksi hanya 3 kuintal jenang, kini naik menjadi 4,5 kuintal. Selain terjadi kenaikan pesanan dari toko oleh-oleh yang menjadi pelanggan, tahun ini juga ada yang memesan dalam bentuk parsel.
Rasa yang ditawarkan mulai dari jenang lapis cokelat susu, rumput laut, jahe, keju, ketan hitam, dan original. Harga jual jenang Kudus berkisar Rp 36 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram.
Hal senada juga disampaikan Manajer Marketing Mubarok Food Muhammad Kirom. Dia mengakui menghadapi libur Lebaran 2022 kapasitas produksi Mubarok Food ditingkatkan dari sebelumnya, mengingat pemerintah sudah mengizinkan warga mudik. Dengan kebijakan tersebut, dia memperkirakan jumlah pemudik yang masuk Kota Kudus sangat banyak.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, terutama sebelum pandemi, banyak yang berbelanja oleh-oleh khas Kudus. Salah satunya oleh-oleh favorit adalah jenang Kudus. "Kami perkirakan potensi permintaan jenang Kudus luar biasa karena jumlah warga yang mudik bakal melonjak setelah dua tahun belum boleh mudik," ujarnya.
Untuk itulah kapasitas produksi ditingkatkan hingga mendekati kapasitas maksimal pada hari-hari biasa sebelum masa pandemi. Pada tahun 2020 Mubarok Food sempat berhenti produksi karena hampir semua objek wisata di Kudus tutup. Kemudian pada 2021 mulai memproduksi meskipun pemulihannya baru 60-70 persen dan tahun 2022 diharapkan kondisinya bisa normal seperti sebelum masa pandemi.
"Toko oleh-oleh di berbagai daerah juga mulai buka dan mengajukan permintaan, termasuk permintaan untuk dijual ke luar negeri," terang Kirom.