Kamis 07 Apr 2022 18:21 WIB

Ramadhan, Melawan Banalitas Kekuasaan

Ramadhan saat interopeksi diri dari banalitas kekuasaan

Ramadhan
Foto:

Power Beyond Politics

Tulisan L.L Blake tentang Sovereignty: Power Beyond Politics, mengingatkan bahwa kekuasaan bukan hanya soal politik, melainkan juga melampaui politik itu sendiri. Orientasi kekuasaan yang bersifat jangka panjang dengan mengarusutamakan kepentingan bangsa merupakan intisari kedaulatan. Berdaulat dalam konteks kekuasaan berarti mampu membangun kemandirian dalam mekanisme penentuan kebijakan. 

Kembali ke poin utama tulisan ini, Ramadhan menjadi titik balik melawan banalitas kekuasaan. Kekuasaan itu melenakan. Kalau sudah dapat satu periode, ingin lanjut dua periode, begitu juga seterusnya. Namun komitmen kebangsaan dan taat konstitusi yang utuh dapat menjadi batasan diri untuk tak tergiur pada kepentingan jangka pendek. 

Upaya membangun karakter, integritas dan kesadaran pada nilai-nilai moral menciptakan atmosfer politik yang sehat. Setiap individu pemimpin atau figur-figur yang menempati jabatan publik tentu bukan hanya melaksanakan kerja-kerja birokrasi, tetapi juga menjadi role model yang menginspirasi. 

Urusan kekuasaan perlu menderma pada keberpihakan atas orang-orang yang seringkali terpinggirkan. Kekuasaan sudah semestinya didayagunakan untuk membela hajat publik. Mengutip Milan Kundera, “The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting”, perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement