REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno mengecek langsung ketersediaan stok migor curah di gudang produsen PT Sinar Mas Lampung pada Rabu (6/4/2022). Polda terus mengawasi penyalahgunaan migor curah dibuat jadi migor kemasan.
“Hasil pengecekan semuanya tercukupi dengan baik. Kami tetap mengawasi jangan sampai ada penyalahgunaan minyak curah dikemas lalu dijual dengan harga kemasan,” kata Kapolda Lampung Irjen Pol Hendro Sugiatno dalam keterangan persnya, Kamis (7/4).
Menurut dia, berdasarkan pengecekan di gudang PT Sinar Mas Lampung di Jalan Soekarno – Hatta, Katibung, Lampung Selatan, ketersediaan migor curah untuk kebutuhan Provinsi Lampung aman. PT Sinar Mas Group memproduksi migor curah 4.800 ton per bulan, sedangkan kebutuhan wilayah Lampung 2.800 ton, sisanya untuk wilayah di luar Lampung seperti Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Secara total kebutuhan migor curah di wilayah Lampung 8.000 ton per bulan. Jumlah tersebut dipasok empat produsen migor curah di Lampung. Sedangkan PT Sinar Mas mendistribusikan 2.800 ton. Kapolda Irjen Pol Hendro Sugiatno meminta masyarakat untuk tidak panic buying, dan juga terus mengawasi kecurangan harga dan terjadi penimbunan.
Sedangkan Pemprov Lampung menjamin ketersediaan migor curah dan kemasan sampai Lebaran Idul Fitri 1443 H sebanyak tiga juta liter. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengklaim ketersediaan migor untuk wilayah Lampung aman dan terkendali.
Jaminan gubernur tersebut, setelah bertemu dan bersepakat dengan Bulog, PT PPI, dan produsen Crude Palm Oil (CPO) di wilayah Lampung pada Rabu (6/4). Hasil kesempatan tersebut, produsen akan mendistribusikan migor sekira tiga juta liter di wilayah Lampung.
Ia mengatakan ketersediaan migor kemasan cukup, namun ada masalah pada migor curah yang masih bermasalah. Menurut dia, kekurangan migor curah dapat mengganggu ekonomi di Lampung.
Produsen CPO di Lampung siap mendistribusikan migor ke berbagai daerah di Lampung, yakni PT LDC Indonesia dengan nilai kontrak 3.000 ton, PT Tunas Baru Lampung 1.175 ton, PT Sumber Indah Perkasa 2.860 ton, dan PT Domus Jaya 1.250 ton, dan tambahan dari anak perusahaan PT LDC 250 ton.