Rabu 06 Apr 2022 21:02 WIB

Masyarakat Masih Harus Antre Panjang demi Minyak Goreng, HET Cuma di Atas Kertas

Antrean panjang masyarakat membeli minyak goreng curah terjadi di berbagai daerah.

Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng curah di salah satu distributor minyak goreng curah di sekitar Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4/2022). Menurut warga setempat, mahalnya minyak goreng kemasan memaksa mereka untuk membeli minyak goreng curah seharga Rp15.500 per kilogram dengan maksimal pembelian 5 kilogram per KTP, dengan antrean mulai pukul 05:30 WIB yang hingga pukul 15:30 WIB stok minyak goreng curah setempat masih kosong.
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah warga antre untuk membeli minyak goreng curah di salah satu distributor minyak goreng curah di sekitar Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (6/4/2022). Menurut warga setempat, mahalnya minyak goreng kemasan memaksa mereka untuk membeli minyak goreng curah seharga Rp15.500 per kilogram dengan maksimal pembelian 5 kilogram per KTP, dengan antrean mulai pukul 05:30 WIB yang hingga pukul 15:30 WIB stok minyak goreng curah setempat masih kosong.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Bowo Pribadi, Lilis Sri Handayani, Iit Septyaningsih

Keterlambatan pasokan minyak goreng dari produsen, turut memengaruhi stok minyak goreng curah di tingkat agen maupun distributor. Sejumlah agen di Kota Semarang mengaku telah kehabisan stok minyak goreng curah.

Baca Juga

Antrean panjang jeriken minyak goreng serta konsumen yang rela menunggu aga bisa mendapatkan minyak goreng curah, menjadi pemandangan yang bisa disaksikan sepanjang Rabu (6/4) pagi hingga menjelang sore hari. Salah satunya di distributor CV Sawit Juara yang berada di Kompleks Pasar Dargo, Kota Semarang.

Antrean puluhan jeriken, galon bekas air mineral dan wadah lainnya terlihat memanjang, di salah satu lorong dekat gudang distributor tersebut. Sejumlah warga yang dikonfirmasi mengaku, sudah menunggu dan mengantrikan jeriken minyak goreng curah sejak pagi hari.

“Saya mulai antre pukul 07.00 WIB, di sini sudah banyak sekali yang antre lebih dulu,” ungkap Rusmini (46), salah seorang warga.

Rusmini mengaku, sudah beberapa hari ini warga sulit mendapatkan minyak goreng curah. Bahkan distributor di Pasar Dargo, yang selama ini masih memiliki stok pun juga sudah mulai mengalami kekurangan stok.

Dengan ketersediaan yang terbatas tersebut, pihak distributor mensyaratkan KTP bagi warga yang akan membeli minyak goreng curah. Pihak distributor juga mensyaratkan tanda khusus berupa tinta celup bagi pembeli yang sudah mendapatkan.

Hal ini dilakukan agar warga mendapatkan kesempatan yang sama kendati stok minyak goreng curah terbatas. “Artinya satu KTP tidak boleh membeli lebih dari satu jeriken agar semuanya kebagian,” katanya.

Tak hanya di Pasar Dargo, antrean panjang jeriken warga yang ingin mendapatkan minyak goreng curah juga terpantau di beberapa tempat, sepanjang Rabu ini. Seperti di agen yang ada di lingkungan Pedamaran dan Jalan dr Cipto Semarang.

Yahmi (48), salah seorang warga yang mengantre di sebuah agen yang ada di kawasan Pedamaran juga mengaku rela antre sejak pagi hari lepas subuh. Ia membutuhkan minyak goreng untuk usaha jualan aneka gorengan.

Hingga pukul 11.00 WIB ia pun masih betah dan setia mengantre. “Sudah terlanjur menunggu sejak pagi hari, meskipun saya juga belum tahu bisa membeli berapa nantinya,” tambah warga Karangsaru, Semarang Tengah, ini.

Sementara itu, salah satu karyawan CV Sawit Juara, Alwi mengatakan, sampai saat ini pasokan minyak goreng curah dari produsen memang tidak dapat dipastikan waktunya. Sehingga stok pun sangat terbatas.

Untuk hari ini, pembelian maksimal hanya lima kilogram saja dengan harga eceran Rp 15.500 per kilogram. “Pembatasan harus dilakukan agar warga yang mengantre bisa mendapatkan jatah yang sama,” ujarnya.

Sutini, salah seorang pedagang di Pasar Bulu menyatakan, minyak goreng curah saat ini pasokannya masih tersendat dan harganya pun menjadi semakin mahal dan mendekati minyak goreng kemasan. Itulah sebabnya di kiosnya hanya terpajang minyak goreng dalam kemasan.

“Minyak goreng curah masih susah dan harganya juga sama- sama mahal. Makanya, mending menjual minyak goreng kemasan,” ungkapnya.

Perempuan yang akrab disapa Tini ini mengatakan sulitnya mendapat pasokan minyak goreng curah. Kalaupun dapat, harganya juga cukup mahal di atas Rp 18 ribu per kilogram. “Sehingga untuk menjual kepada konsumen ia pun haya mengambil untung Rp 2.000 per kilogram,” katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement