Rabu 06 Apr 2022 19:11 WIB

Dampak Stunting Pengaruhi Ketahanan Bangsa dan Solusinya

Perlu kerja sama semua pihak termasuk masyarakat cegah stunting

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
:ilustrasi stunting Perlu kerja sama semua pihak termasuk masyarakat cegah stunting
Foto:

Untuk mengatasi kondisi itu, menurut Erna, Kementerian Kesehatan telah berupaya melakukan intervensi gizi sebelum kelahiran dan  setelah bayi lahir.  

Intervensi sebelum kelahiran, ujar Erna, ditujukan kepada para remaja putri dan Ibu hamil antara lain lewat pemberian tablet tambah darah dan tambahan asupan gizi.  

Sedangkan intervensi gizi setelah kelahiran, ungkapnya, lewat pemberian ASI eksklusif dan makanan pelengkap ASI. Sasaran intervensi gizi saat ini, ujar Erna, tercatat 12 juta remaja putri dan 4,8 juta ibu hamil.  

Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, mengungkapkan upaya mengatasi stunting merupakan hal yang penting, karena dampak stunting antara lain dapat menekan PDB sebesar 3 persen per tahun.  

Pada kesempatan itu, Felly mengungkapkan upaya negara Peru yang mampu menekan angka stunting sebesar 14 persen dalam 8 tahun.  

Menurut Felly, upaya yang serius dari semua pihak harus dilakukan dan perlu program yang spesifik terutama  pada 1.000 hari pertama kehidupan bayi.  

"Sangat diperlukan program spesifik yang punya daya angkat, sehingga harus ada konvergensi antar sektor untuk mewujudkan Indonesia dengan pravelensi stunting yang lebih baik," ujarnya.  

Kepala BKKBN Republik Indonesia, Hasto Wardoyo, menegaskan saatnya kualitas SDM menjadi perhatian kita bersama, karena hari ini perbaikan kualitas keluarga memerlukan kualitas SDM anggota keluarga yang baik.  

Menurut Hasto, kalau kualitas SDM tidak dipersiapkan dengan baik, Indonesia akan kehilangan peluang mendapat bonus demografi. Pembangunan SDM, tegasnya, harus jadi super prioritas dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.  

Mengingat waktunya terbatas, ujar Hasto, untuk mewujudkan pravelensi stunting yang lebih baik harus memperkuat konvergensi sejumlah sektor dalam mewujudkannya.  

Pakar ilmu gizi yang juga Rektor Universitas YARSI, Fasli Jalal, berpendapat upaya untuk mencegah stunting memerlukan asupan gizi yang cukup dalam waktu lama, perilaku pengasuhan yang baik dan ketersediaan pangan yang memadai di tingkat rumah tangga.  

Fasli menilai kondisi saat ini 22 persen bayi mengalami stunting sejak lahir, bisa dipangkas lewat intervensi gizi di tingkat remaja putri dan Ibu hamil.  

Dengan langkah itu, menurut  Fasli, ada peluang penurunan angka stunting 10 persen-12 persen bila dilakukan intervensi di fase sebelum kelahiran ini.   

Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP Partai NasDem, Amelia Anggraini, berpendapat mengingat banyak faktor yang mempengaruhi stunting, semua pihak harus terlibat dalam upaya perbaikan angka stunting ke arah yang lebih baik.  

Menurut Amelia, perlu sinergi antarlembaga yang lebih baik dan pemutakhiran data agar upaya menekan angka stunting tepat sasaran.  

 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah 2016-2020, Dyah Puspitarini, menilai masalah stunting di Indonesia erat dengan budaya yang ada di Tanah Air. Sehingga pendekatan dari sisi intervensi budaya, menurut Diah, juga sangat diperlukan.      

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement