Jumat 01 Apr 2022 19:55 WIB

Sebanyak 1.137 Bencana Terjadi di Indonesia Hingga Maret 2022

Namun kejadian bencana selama 2022 di periode yang sama tahun 2021 turun 33 persen

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
 Boneka seorang anak terlihat di antara barang-barang yang rusak akibat banjir, (ilustrasi). Hingga Maret 2022, BNPB mencatat 1.137 bencana terjadi di Indonesia.
Foto: EPA-EFE/DARREN ENGLAND
Boneka seorang anak terlihat di antara barang-barang yang rusak akibat banjir, (ilustrasi). Hingga Maret 2022, BNPB mencatat 1.137 bencana terjadi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan bencana masih terjadi di Indonesia sejak awal 2022. Tercatat, terjadi 1.137 kali kejadian bencana selama periode sejak awal 2022 hingga 31 Maret 2022.

"Dalam tiga bulan pertama 2022 hingga akhir Maret sudah terjadi lebih dari seribu bencana. Kalau rata-rata secara harian, dalam sehari paling tidak ada tiga kali kejadian bencana," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari saat berbicara di konferensi virtual BNPB mengenai update bencana, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga

Ia mengakui, jumlah bencana tahun ini cukup luar biasa. Kendati demikian, BNPB mencatat ketika membandingkan kejadian bencana Maret 2021 dengan Maret 2022 dari sisi jumlah kejadian bencana ternyata jumlah kejadian bencana periode Maret 2022 lebih sedikit dibandingkan dengan Maret 2021. Tercatat kejadian bencana triwulan pertama 2021 sebanyak 537, sedangkan kejadian bencana selama 2022 di periode yang sama sebanyak 358 atau turun sekitar 33 persen. Kendati demikian, dia melanjutkan, kalau dilihat dari sisi korban meninggal dan hilang naik 70 persen yaitu lebih dari 17 orang di Maret 2021 kemudian menjadi 29 orang di bulan yang sama di 2022.

"Ini jadi perhatian kami karena cukup banyak kejadian banjir dengan eskalasi dampak cukup besar, misalnya gempa di Sumatra Barat," katanya.

Kemudian jika dilihat dari sisi korban luka-luka di periode yang sama juga tercatat mengalami penurunan hingga 93 persen. Jika tiga bulan pertama di 2021 sebanyak 523 orang kemudian turun jadi 35 orang di periode yang sama di 2022. Kemudian, korban terdampak dan mengungsi juga berkurang 13 persen, yaitu sebanyak 522.430 selama triwulan pertama 2022.

Padahal korban terdampak dan pengungsi di periode yang sama setahun sebelumnya yaitu 607.170. Ini termasuk rumah rusak mengalami penurunan di Maret 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama 2021 yaitu 3.307 versus 2.658 atau turun 19 persen. "Ini menjadi perhatian juga," katanya.

Sementara itu ketika melihat tren jenis bencana, BNPB mencatat bencana yang paling banyak terjadi yakni bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Kalau melihat distribusi spasialnya, dia melanjutkan, provinsi dengan tingkat kejadian bencana paling tinggi di Indonesia selama 3 bulan pertama di 2022 maka trennya sama seperti 2021 yaitu Aceh, Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

"Sehingga, BNPB mengimbau bagi pemerintah daerah di tujuh provinsi ini agar benar-benar melihat kembali kondisi lingkungan, kondisi sungai, kondisi alam-alam pegunungan yang selama ini menjadi daerah tangkapan air, daerah resapan air," ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi di sepanjang aliran sungai yang mungkin selama ini terjadi penyempitan dan pendangkalan harus dibenahi bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement