Jumat 01 Apr 2022 17:51 WIB

Harga Gabah Petani di Lampung Turun, Harga Beras Naik

Harga beras kualitas premium dan medium naik 0,83 persen dan 1 persen pada Maret 2022

Rep: mursalin yasland/ Red: Hiru Muhammad
Petani Lampung masih terus melakukan panen raya padi dengan produksi beras pada bulan Mei 2020 surplus hingga mencapai 266.110 ton. (ilustrasi)
Foto: Kementerian Pertanian
Petani Lampung masih terus melakukan panen raya padi dengan produksi beras pada bulan Mei 2020 surplus hingga mencapai 266.110 ton. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG--Rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani dan di penggilingan mengalami penurunan 1,45 persen dan 1,34 persen pada Maret 2022. Sedangkan harga beras kualitas premium dan medium naik 0,83 persen dan 1 persen pada Maret 2022.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melakukan survey produsen gabah di empat kabupaten Provinsi Lampung pada Maret 2022. Yakni Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Kabupaten Pringsewu.  

Baca Juga

Kepala BPS Provinsi Lampung Endang Retno SS mengatakan, penurunan rata-rata harga kelompok kualitas gabah di tingkat petani sebesar 1,45 persen dari Rp 5.316,86 per kg pada Februari 2022 menjadi Rp 5.240 per kg pada Maret 2022, dan di tingkat penggilingan turun 1,34 persen dari Rp 5.435,93 per kg pada Februari 2022 menjadi Rp 5.363,33 per kg pada Maret 2022.

Ia mengatakan, harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas Gabah Kering Giling (GKG) Rp 6.000 per kg terdapat di Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu dengan varietas Ciherang. Harga gabah tertinggi di tingkat penggilingan Rp 6.100 per kg pada gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang terdapat di lokasi yang sama.

Sedangkan harga gabah terendah di tingkat petani mencapai Rp 5.000 per kg pada gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang terdapat di Kecamatan Ambarawa, Pringsewu. Di tingkat penggilingan harga gabah terendah kelompok kualitas GKG yakni Rp 5.100 per kg terdapat di kecamatan yang sama

Mengenai komponen mutu, Endang mengatakan rata-rata hasil panen kelompok kualitas GKG maupun GKP yang diperjualbelikan menunjukkan hasil kualitas yang kurang baik. Hal tersebut dilihat dari Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa (KH). KA GKG tercatat 13,15 persen pada Februari 2022 dan 13,24 persen pada Maret 2022. Sedangkan KH 2,78 persen pada Februari 2022 dan 2,90 persen pada Maret 2022.

Endang mengatakan, selama Maret 2022 pergerakan rata-rata harga gabah tingkat petani cenderung menurun di beberapa kecamatan sampel. Penurunan harga gabah tertinggi terjadi di Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah sebesar 14,15 persen atau Rp 750 per kg. Kemudian di Trimurjo, Lampung Tengah 13,08 persen atau Rp 680 per kg, Penengah dan Sragi, Lampung Selatan tutun 3,86 persen atau Rp 183,33 per kg dan 3,58 persen atau Rp 190 per kg.

“Kecamatan Gading Rejo, Pringsewu, satu-satunya tempat lokai pencacahan yang memiliki peningkatan harga gabah sebesar 9,38 persen atau RP 514,29 per kg,” kata Endang.

Mengenai harga beras, Endang mengatakan, rata-rata harga beras kualitas premium naik 0,83 persen dari Rp 9.726,67 per kg menjadi Rp 9.807,14 per kg. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas medium naik 1 persen dari Rp 8.725 per kg menjadi Rp 8.812,50 per kg.

Sedangkan rata-rata komponen mutu beras yang diperjualbelikan pada Maret 2022 menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, dilihat dari rata-rata kadar broken. Rata-rata kadar broken tercatat 16,43 persen pada Februari 2022, dan 15,30 persen pada Maret 2022. Rata-rata kadar air tercatat 14,60 persen pada Februari 2022 dan 14,45 persen pada Maret 2022. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement