REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Bulog Cabang Bandung Yuliani Alzam mengatakan, hingga saat ini minyak goreng masih menjadi komoditas yang diantisipasi kelangkaan dan kenaikan harganya, merujuk pada kenaikan harga pajak penambahan nilai (ppn) menjadi 11 persen. Bulog Cabang Bandung, kata dia, terus mengupayakan agar pasokan minyak goreng terus mencukupi bahkan hingga idul fitri mendatang.
“Kalau minyak selalu sebelum habis saya pasti order lagi, kaya ini sebenarnya harusnya datang 3.000 dus tapi mungkin karena ada peraturan pajak 11 persen akhirnya mereka (distributor) menunda kirim sampai awal april nanti padahal kami udah PO itu dari 2 minggu lalu,” kata Yuli saat ditemui di Kompleks Pergudangan Bulog, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (31/3/2022).
Dia mengatakan, meski ada kekhawatiran adanya perubahan pengenaan pajak yang dapat menyebabkan kenaikan harga minyak goreng, namun Yuli memastikan bahwa Bulog akan mengupayakan agar harga minya goreng dapat tetap terjangkau bagi masyarakat.
“Kalau ppn berubah berarti bakal ada kenaikan tapi kami bisa yakinkan kalau di kami akan lebih murah dari yang lain karena kan itu buat masyarakat,” ujarnya memastikan.
Sementara itu, Pemerintah Kota Bandung terus menggelar pengadaan operasi pasar minyak curah di pasar-pasar di Kota Bandung, seperti yang dilakukan di Pasar Gedebage, Selasa (29/3/2022) kemarin.