REPUBLIKA.CO.ID, MARABAHAN--Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor bersama ulama dan para habaib turut menghadiri haul ke-7 Almarhum H Abdussamad Sulaiman HB (Haji Leman) yang berlangsung di Kompleks Makam Founder Hasnur Group - Marabahan, Barito Kuala pada Rabu (30/3/2022).
Hadir pada haul diantaranya Habib Syekh Abdul Qadir Aasegaf dari Solo, Habib Haidar, Habib Umar Assegaf dari Bangil, Guru Jaro, KH Khamaruddin (Guru Busu).
Selain para ulama, hadir juga, Kapolda Kalsel, Danrem 101 Antasari, Ketua DPRD Kalsel, dan Bupati Batola, serta tokoh masyarakat setempat. Gubernur dalam sambutanya mengatakan, haul ke-7 yang dilakukan pihak keluarga merupakan bentuk kasih sayang dan penghargan keluarga besar almarhum H. Leman.
Paman Birin juga menceritakan pengalamanya bersama almarhum H. Leman semasa ia hidup dan sikap dermawan tokoh banua ini. Bahkan saat Paman Birin ingin mencalonkan diri sebagai gubernur di Pilkada Kalsel 2015 lalu, ia sempat minta pendapat dan saran Almarhum H Leman."Mudah mudahan almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT, karena beliau adalah warga yang luar biasa," kata Paman Birin.
Sementara itu, mewakili keluarga besar, H Hasnuryadi Sulaiman HB mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan haul ayahnya yang ke-7 tahun ini. “Kami keluarga besar almarhum ayahanda Haji Abdussamad Sulaiman HB dan ibunda Hj Nurhayati, memohon doa agar ayahnda dan ibunda kami mendapat tempat yang mulia di sisi Allah, di surgaNya,” kata Hasnuriyadi.
Ia mengungkapkan, ayahandanya Haji Leman dilahirkan di Banjarmasin pada 21 April 1948 yang merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarganya. Kemudian di umur 18 tahun menikah dengan Almarhumah Hj Nurhayati dan mendirikan sebuah perusahaan Hasnur Group.
Nama perusahaan Hasnur Group merupakan nama singkatan dari kedua pasangan tersebut yaitu Has dari H Abdussamad Sulaiman dan Nur dari Hj Nurhayati. Kemudian melalui perusahaan tersebut keturunanya diajarkan untuk mengabdi dan mencintai masyarakat.
Hasnuryadi juga memohon doa kepada masyarakat agar keluarganya bisa terus melanjutkan kebaikan - kebaikan yang selama ini sudah diajarkan dan diamanahkan oleh kedua orangtuanya. Diceritakan, pada tahun 1988, H Leman mengalami sakit dan saat akan menjalani operasi besar di salah satu RS di Jakarta, berpesan agar terus melanjutkan usahanya dan membentuk klub sepakbola.