REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah masih menggodok regulasi untuk mengatur perjalanan mudik Lebaran Idul Fitri 2022. Pada musim mudik tahun ini, pemerintah berencana akan menyediakan fasilitas vaksinasi untuk mengakomodasi pelaku mudik yang belum vaksin, terutama booster.
“Rencananya demikian, ada layanan vaksinasi gratis (di simpul transportasi),” kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati kepada Republika.co.id, Ahad (27/3/2022).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda), Ateng Aryono juga mengharapkan ada kemudahan fasilitas vaksin. Terutama di simpul transportasi sehingga memudahkan masyarakat untuk bergerak secara aman saat perjalanan mudik.
“Makanya waktu menuju ke sana (menjelang mudik) dipergiat saja peogram booster-nya sehingga yang butuh bergerak bisa melakukan perjalanan tanpa harus antigen atau PCR,” jelas Ateng.
Ateng mengakui booster memang menjadi pengendali untuk memastikan pergerakan yang dilakukan tetap aman. Ateng menilai banyak juga masyarajat yang sudah menjaga protokol kesehatan meskipun juga masih ada yang abai.
Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, puncak arus mudik akan terjadi pada 28 April. Potensi perjalanan diprediksi juga akan meingkat pada 30 April dan arus balik diproyeksikan akan terjadi pada 8 Mei 2022.
Sementara pengguna mobil pribadi diprediksi sebesar 26 persen atau 21 juta orang dan sepeda motor sebesar 18 persen atau 14 juta orang yang mendominasi mayoritas jenis moda pilihan masyarakat untuk melakukan perjalanan mudik. Selanjutnya, pemudik yang menggunakan bus diprediksi mencapai 16 persen atau 12 juta orang dan penumpang pesawat 22 persen atau 9 juta orang.
Budi mengatakan, daerah tujuan terbanyak mudik diprediksi adalah ke Jawa Tengah. Pemudik ke Jawa Tengah diprediksi sebesar 26,8 persen. “Dari hasil penelitian Badan Litbang Perhubungan, daerah tujuan terbesar yaitu ke Jawa Tengah sebanyak 21,3 juta orang yang akan datang dari berbagai provinsi terutama dari Jawa Timur dan Jabodetabek,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (26/3/2022).
Dari hasil penelitian tersebut juga diperoleh data selain ke Jawa Tengah, potensi pergerakan masyarakat terbesar selanjutnya yaitu ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Survei potensi pergerakan masyarakat selama Angkutan Lebaran 2022 dilakukan pada 9-21 Maret setelah syarat perjalanan dengan test antigen atau PCR dihapuskan.