Kamis 24 Mar 2022 22:01 WIB

Warga Jambi Pasrah Melihat Harimau Menerkam Sapinya

Sapi itu langsung mati karena lehernya putus digigit pemangsa liar.

Seekor harimau Sumatera (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Seekor harimau Sumatera (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Muhammad Annas bersama ayahnya tak bisa berbuat banyak ketika seekor harimau menerkam sapinya, Kamis (24/3/2022). Tubuh bagian ekor sapi yang berusia sembilan bulan robek serta lehernya putus digigit pemangsa liar tersebut.

Kejadian itu muncul secara tiba-tiba ketika Annas sedang mencari sapinya di desa Mekar Sari Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Saat itu, Annas hanya 100 meter dari TKP di kebun karet warga.

Baca Juga

"Induk sapi berhasil selamat, namun anak sapi yang berumur sembilan bulan waktu saya lihat sedang digigit harimau, bagian belakang sekitaran ekor sapi sudah koyak, dengan posisi sudah tergeletak baring," kata Annas.

Ia menceritakan kronologis kejadian dramatis yang mematikan anak sapinya itu. Bersama ayahnya, sekitar pukul 06.00 WIB, ia pergi ke kebun untuk mengecek ternak sapinya. Namun ia mendapati sapi-sapi miliknya sudah tidak ada di lokasi ditambatkan di sekitar kebun karet keluarganya.

"Sapi yang berjumlah enam ekor sudah berhamburan dari titik lokasi sapi yang diikatnya," kata Annas.

Ia langsung melakukan pencarian hingga sebagian sapi ditemukan. Namun, ada dua ekor sapi yang terpantau salah satunya sedang di mangsa harimau.

Ia menyaksikan kejadian itu kurang dari 100 meter. Merasa ada manusia di sekitar itu, harimau tersebut langsung kabur berlari menuju arah barat meninggalkan mangsanya yang tergolek tak bernyawa. Ia langsung melaporkan kejadian itu ke pihak aparat desa dan BKSDA di resort daerah itu.

Beberapa hari sebelumnya, warga di Kecamatan Bajubang melihat tapak kaki binatang belang itu. Pihak BKSDA juga mengaku telah melakukan pelacakan jejak kaki binatang buas itu.

"Iya, itu tapak kaki harimau," kata Kepala BKSDA Jambi Resort Batanghari Purba saat dikonfirmasi beberapa hari lalu.

Saat itu, BKSDA mengimbau kepada warga di Bajubang untuk tidak beraktivitas di kebun sendirian. Setidaknya, mereka harus berdua untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Warga Mekarsari berharap pihak BKSDA bisa segera menemukan solusi untuk membuat masyarakat kembali merasa aman dan nyaman bekerja di kebunnya. "Saya berharap bisa segera diatasi, karena membuat kami takut saat di kebun," kata Annas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement