Selasa 22 Mar 2022 04:35 WIB

Denny JA Paparkan 10 Tahun Capaian Puisi Esai

Generasi pertama puisi esai mensyukuri pencapaian 10 tahun ini

Denny JA saat acara Syukuran 10 Tahun Lahirnya Komunitas Puisi Esai.
Foto: istimewa/doc humas
Denny JA saat acara Syukuran 10 Tahun Lahirnya Komunitas Puisi Esai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dalam 10 tahun lahirnya komunitas puisi esai, sudah banyak capaian yang dihasilkan. Mulai dari skenario film puisi esai hingga Panitia Nobel Sastra Swedia mengundang komunitas puisi esai untuk mencalonkan sastrawan Indonesia sebagai peraih hadiah nobel.

“Ini pertama kali di dunia. Akan hadir 34 film, yang  semua skenarionya berdasarkan puisi, tepatnya puisi esai. Sebanyak 34 skenario film dari local wisdom 34 provinsi sudah selesai ditulis, selama dua tahun oleh tim yang terdiri dari 7 orang,” kata Denny JA dalam  siaran persnya, Senin (21/3/2022).

Pernyataan ini disampaikan Denny dalam kegiatan syukuran 10 tahun lahirnya komunitas puisi esai di Jakarta, 17 Maret 2022. Sastrawan dan penulis generasi pertama puisi esai dari Aceh hingga Indonesia Timur, hadir dalam acara ini.

Denny mengatakan generasi pertama puisi esai mensyukuri pencapaian 10 tahun komunitas. Dipaparkannya, saat ini sudah terbit lebih dari 150 buku puisi esai, yang semuanya sudah bisa diakses di internet.

"Sudah terbit pula web puisi esai. Lebih dari 100 karya puisi esai sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Banyak karya puisi esai dalam bentuk buku,  video dan film dapat dibaca dunia dalam bahasa Inggris,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Denny, sudah aktif pula komunitas puisi esai ASEAN. "Puisi esai melintasi batas negara Indonesia, meluas ke negara Malaysia, Singapura, Bruinei hingga Thailand. Setiap bulan komunitas puisi esai ASEAN ini menyelenggarakan webinar,” kata Denny yang juga pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Puisi esai pun, sejak 2020, menjadi kosa kata baru dalam kamus bahasa Indonesia. Kamus bahasa Indonesia mendefinisikan puisi esai sebagai sebuah ragam sastra yang berbeda.

“Puncaknya Panitia Nobel Sastra Swedia mengundang komunitas puisi esai untuk mencalonkan sastrawan Indonesia sebagai peraih hadiah nobel,” ungkap dia.

Denny JA juga menyinggung tentang dana abadi untuk membiayai kegiatan puisi esai. Menurutnya, hal ini akan menjadi hal pertama di Indonesia. "Generasi pertama puisi esai, termasuk saya, pada waktunya tak hadir lagi di dunia. Tapi dana abadi ini akan terus hadir membiayai kegiatan puisi esai,” paparnya.

Pada saat ini, kata Denny, masyarakat hidup di era yang paling besar, dalam sejarah. Di era ini banyak hal baru yang diciptakan oleh ilmuwan, entrepreneur, pengusaha dan politisi.

Puisi esai, menurutnya, diikhtiarkan membawa hal baru dalam sastra. Ke depan, karakter puisi esai lebih diperjelas. "Puisi esai akan lebih mengabarkan kisah- kisah hak asasi manusia sebagai setting sosial bagi drama individu melalui sastra,” jelas Denny JA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement